Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (HAM) menemukan fakta-fakta baru terkait kasus penembakan Brigadir Yosua atau Brigadir J. Fakta-fakta itu didapat dari 20 rekaman CCTV yang didapat Komnas HAM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menyebutkan, rekaman-rekaman itu diambil dari 27 titik, mulai dari ia dan rombongan Inspektur Jenderal Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah hingga sampai ke rumah dinas di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fakta-fakta isi rekaman CCTV menurut Komnas HAM:
Brigadir J masih hidup saat pulang dari Magelang
Anam menyebutkan, ada rekaman CCTV yang menunjukkan Brigadir Yosua masih hidup saat ia dan rombongan tiba di rumah Ferdy dari Magelang. Rumah tersebut bukan rumah dinas yang diklaim polisi sebagai lokasi kematian Yosua.
Sempat keluar bertiga
Putri (istri Ferdy), Brigadir Yosua, dan Bharada Eliezer terekam CCTV ke luar rumah tersebut pada sore hari.
Sempat berbincang dengan ajudan lainnya
Di antara rekaman-rekaman CCTV yang ada, Ada rekaman yang menggambarkan momen Brigadir Yosua bersenda gurau dan tertawa dengan ajudan Ferdy yang lain di dalam rumah.
Ferdy juga tertangkap CCTV
Anam memastikan ada rekaman CCTV yang menangkap kegiatan Ferdy. Namun, ia masih enggan membeberkannya. “Pak Sambo ada di video yang lain. Nanti pas pemeriksaan pak Sambo ditanyakan,” katanya.
Rekaman Ferdy keluar rumah untuk PCR
Ada rekaman CCTV yang menunjukkan Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Polisi Ferdy Sambo sedang tidak di rumah dinasnya, saat kejadian tewasnya Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat. Alibi itu disampaikan Irjen Ferdy Sambo di hari kematian Brigadir J.
INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO