Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RUDI Sutanto alias Rudi Valinka dilantik menjadi staf khusus bidang Strategi Komunikasi oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid pada Senin, 13 Januari 2025. Rudi dikenal sebagai pendukung mantan presiden Joko Widodo. Rudi ditengarai sebagai pemilik akun X—dulu bernama Twitter—dengan nama Kurawa. Dua mantan pendengung Presiden Jokowi mengonfirmasi kepada Tempo bahwa Rudi Sutanto adalah pendengung atau buzzer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekam Jejak
Rudi Valinka pernah menuduh sejumlah media massa dibayar mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk pencitraan. Tuduhan tersebut dicuitkan di akun X @kurawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Media-media yang disebut telah membantah tuduhan Rudi. Rudi mengancam media-media itu jika menempuh jalur hukum. Dia mengklaim bahwa warganet akan membantu dia menyerang media yang mengadukannya ke polisi dengan gerakan uninstall atau blok situs berita.
Menulis Buku Ahok
Rudi pernah menulis buku yang mengisahkan perjalanan hidup dan politik mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016. Buku yang diberi judul ‘A Man Called #Ahok’ itu merupakan kompilasi serangkaian tweet populer unggahan akun @kurawa. Pada 2018, rumah produksi The United Team of Art mengadaptasi buku tersebut menjadi film dengan judul yang sama.
Hadir dalam Acara Kepresidenan
Rudi tampak beberapa kali hadir di acara-acara kepresidenan semasa pemerintahan Jokowi. Di antaranya Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Ia juga pernah menunjukkan kebersamaannya bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hal ini terlihat di unggahan media sosial Instagram @tetapkurawa.
Menteri Komunikasi Mengaku Tak Tahu
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid mengaku tidak tahu bahwa Rudi Susanto merupakan Rudi Valinka yang merupakan pendengung dan pendukung Joko Widodo. Meutya mengatakan dia menerima daftar riwayat hidup Rudi. Ia mengatakan dokumen itu menyebutkan bahwa Rudi merupakan ahli strategi komunikasi. Menurut politikus Partai Golkar itu, kementeriannya tidak hanya menerima ahli digital, tetapi juga ahli komunikasi.
“Saya enggak tahu ya. Rudi Sutanto yang saya kenal ya Rudi Sutanto. Jadi saya tidak mau berspekulasi mengenai siapa Rudi Sutanto,” katanya.
Dinilai Sarat Kepentingan
Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Muhammad Isnur mengatakan penunjukan Rudi sebagai Staf Khusus Bidang Strategi Komunikasi di Kementerian Komunikasi dan Digital menjadi bukti pemilihan figur dilakukan tidak dengan mempertimbangkan faktor kompetensi. “Ini sarat konflik kepentingan,” kata Isnur.
INGE KLARA | SUMBER DIOLAH TEMPO