Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Infografik

Senyawa Berbahaya di Balik Gangguan Ginjal Akut Anak

Kementerian Kesehatan menemukan 3 senyawa berbahaya terkandung di dalam sampel dari balita yang terkena gangguan ginjal akut

24 Oktober 2022 | 18.46 WIB

Senyawa Berbahaya di Balik Gangguan Ginjal Akut Anak
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kementerian Kesehatan mengambil sampel dari balita yang terkena gangguan ginjal akut dan menemukan 3 senyawa berbahaya terkandung di dalamnya, yakni etilen glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG), dan etilen glikol butil eter (EGBE).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butil eter seharusnya tidak ada dalam obat-obatan sirup, dan kalau pun ada harus sangat sedikit kadarnya," kata Menkes Budi Gunadi dalam siaran pers Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Kamis 20 Oktober 2022 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Etilen Glikol (EG) 

Senyawa yang memberi rasa manis ini tidak berwarna dan berbau. EG sering digunakan di area industri sebagai bahan pelarut produk konsumen seperti cairan rem hidrolik, cat, kosmetik, dan lain-lain. Di dalam tubuh, EG akan terurai menjadi senyawa beracun. Pada awalnya, senyawa ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat, kemudian jantung, dan akhirnya ginjal. Menelan cukup banyak berpotensi menyebabkan kematian.

Dietilen Glikol (DEG) 

Dietilen glikol (DEG) adalah cairan tidak berwarna dan hampir tidak berbau dengan rasa manis yang biasanya digunakan dalam larutan antibeku dan sebagai pelarut untuk berbagai produk. Apabila dikonsumsi, DEG bisa menyebabkan komplikasi sistemik dan neurologis akut, termasuk koma, kejang, asidosis metabolik, dan gangguan pada ginjal.

Etilen Glikol Butil Eter (EGBE)

Senyawa ini umumnya dapat ditemukan di dalam produk pembersih, tinta, cat dan pelapis. EGBE terkontaminasi dengan minyak mineral dan sabun. Apabila dikonsumsi, zat kimia ini berpotensi mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala seperti mual, muntah dan diare. Jika konsumsi berlanjut untuk jangka waktu lama, dapat menyebabkan kerusakan pada hati, sistem limfoid, darah dan ginjal.

 

ELVINA RISHA | SUMBER: DIOLAH TEMPO

Artika Rachmi Farmita

Artika Rachmi Farmita

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus