Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

<font size=2 color=#FF9900>IRAN</font><br />Dari Rusia dengan Cinta

Iran meresmikan pusat pengembangan nuklir bekerja sama dengan Rusia. Pembangkit listrik itu tak bisa digunakan untuk kepentingan militer.

30 Agustus 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JABAT tangan kedua petinggi itu menandai peresmian proyek pengembangan teknologi nuklir, Sabtu pekan lalu. Di depan ruang kendali, Ketua Badan Energi Atom Iran Ali Akbar Salehi dan Ketua Badan Atom Rusia Sergei Kiriyenko saling melempar senyum.

Salehi menyebutkan upacara peresmian pusat pengembangan nuklir di Bushehr, selatan Iran di dekat Teluk Persia, itu sebagai tonggak sejarah Iran. Proyek nuklir itu dipakai sebagai pembangkit listrik. Ia mengatakan eksplorasi uranium akan memenuhi kebutuhan energi Iran di masa depan.

Iran sudah mulai mengisi bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr. Pengisian bahan bakar ini diperkirakan tuntas pada 22 September. Setelah beroperasi penuh, kilang Bushehr diharapkan bisa menghasilkan seribu megawatt listrik.

Iran merupakan negara pengekspor minyak terbesar kelima di dunia. Dalam laporan lembaga nuklir dunia di London, World Nuclear Association, reaktor Bushehr bisa menghemat 11 juta barel minyak dan 1,8 miliar meter kubik gas setiap tahun. Presiden Mahmud Ahmadinejad sudah menargetkan kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir itu bisa mencapai 20 ribu megawatt dalam 20 tahun.

Salehi menambahkan, penelitian nuklir akan mendorong kemajuan bidang lain. Menurut dia, Iran memiliki 12 ribu insinyur dan teknisi di Badan Energi Atom. Proyek reaktor nuklir di Bushehr ditangani sekitar seribu ahli nuklir Iran, ”Ketika negara lain kekurangan ahli nuklir,” kata Wakil Presiden Iran ini.

Proyek pengembangan nuklir di Bushehr sebenarnya sudah digagas sejak 1974 bekerja sama dengan Jerman, tapi urung diteruskan karena kecaman berbagai negara. Proyek Bushehr makin terbengkalai ketika perang Iran-Irak meletup pada 1980-1988.

Pada 1992, Iran melirik Rusia untuk merampungkan proyek Bushehr yang mangkrak. Badan Atom Rusia atau Russian Federal Atomic Energy Agency (Rosatom) menandatangani nota kesepahaman pada 1995 dengan kontrak US$ 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun untuk membangun Bushehr. Proyek Iran-Rusia ini sedianya akan selesai pada 1999, tapi tertunda karena kecaman Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dewan Keamanan PBB memang menganggap pengembangan nuklir di Bushehr itu bisa membuahkan senjata mematikan. Bekas kepala pengawas nuklir PBB, Olli Heinonen, mengatakan Iran hanya butuh sedikit tambahan material untuk membuat dua bom nuklir.

Pengayaan uranium hingga 20 persen memang berarti tinggal beberapa langkah lagi menuju senjata nuklir. Dewan Keamanan PBB melarang Iran mengembangkan proyek itu lebih jauh. Namun Iran tetap jalan. Sudah diperkirakan, Dewan pun menjatuhkan sanksi terhadap Iran pada 9 Juni 2010. Inilah sanksi keempat Dewan terhadap negeri para mullah itu sejak 2006.

Sebagai bagian dari sanksi tersebut, Dewan Keamanan juga melakukan embargo senjata serta pengawasan ketat terhadap angkutan laut dan udara ke Iran. Sanksi Dewan ini ditambah keputusan Amerika dan Uni Eropa yang melarang investor serta lembaga keuangan asing menanamkan modal dalam bidang energi di Iran.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika, Darby Holladay, menyatakan reaktor nuklir Bushehr dirancang untuk kepentingan damai dan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Menurut dia, Amerika tak lagi memandang reaktor itu sebagai ancaman senjata nuklir.

Misi damai itu memang sudah disuarakan Iran dan Rusia ketika memulai proyek Bushehr. Bantuan Rusia itu bersifat cinta damai. Juru bicara Rosatom, Sergey Novikov, mengatakan Bushehr merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang tak berbahaya. ”Semua orang paham pembangkit listrik tak bisa digunakan untuk kepentingan militer,” katanya.

Yandi M.R. (ISNA, TehranTimes, AFP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus