Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

3.000 Orang Tewas di Lebanon dalam Perang Israel Hizbullah, Mayoritas Warga Sipil

Sebanyak 3.000 orang di Lebanon tewas dalam perang antara Israel melawan Hizbullah. Sebagian besar korban tewas adalah warga sipil.

5 November 2024 | 16.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Israel terhadap Lebanon menewaskan lebih dari 3.000 orang dalam 13 bulan terakhir, sejak pertempuran meletus antara Hizbullah dan Israel. Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon mengatakan pada Senin malam bahwa 3.002 orang tewas dan 13.492 orang terluka sejak dimulainya “agresi” Israel terhadap Lebanon.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa ada 589 wanita dan sedikitnya 185 anak-anak di antara 3.002 orang yang tewas sejauh ini, menurut kementerian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara Israel mengklaim bahwa ratusan pejuang Hizbullah telah tewas dalam serangannya. Para saksi dan laporan independen dari masyarakat yang dibom di seluruh Lebanon membuktikan sebaliknya. Jumlah korban sipil akibat serangan udara dan penembakan artileri Israel yang meluas dan membabi buta amat banyak.

UNICEF, badan anak-anak PBB, mengatakan pekan lalu bahwa setidaknya satu anak per hari telah terbunuh di Lebanon selama sebulan terakhir. “Ribuan anak lainnya yang berhasil selamat dari pemboman terus-menerus selama berbulan-bulan tanpa cedera fisik kini sangat tertekan oleh kekerasan dan kekacauan di sekitar mereka,” kata badan tersebut.

Jumlah korban tewas yang terus meningkat ini terjadi setelah sekitar 1,2 juta dari 5,8 juta penduduk Lebanon telah mengungsi secara paksa. Mereka dibombardir berulang kali oleh Israel dan terus mengeluarkan perintah evakuasi paksa.

Di Israel, 72 orang dilaporkan tewas dalam serangan Hizbullah sejak Oktober tahun lalu. Jumlah korban tewas termasuk sedikitnya 30 tentara Israel dalam pertempuran dengan kelompok bersenjata Lebanon tersebut. Lebih dari 60.000 orang telah mengungsi dari rumah mereka di Israel utara.

Gencatan pertempuran tampaknya masih jauh di depan mata di tengah meningkatnya jumlah kematian dan kerusakan infrastruktur dan properti sipil Lebanon. Pada hari Jumat, Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati menuduh Israel menghalangi upaya gencatan senjata dengan Hizbullah.

“Pernyataan Israel dan sinyal diplomatik yang diterima Lebanon mengonfirmasi bahwa Israel keras kepala dan menolak solusi yang diusulkan. Israel bersikeras membunuh dan menghancurkan musuhnya," kata Mikati. 

CHANNEL NEWS ASIA 

Pilihan editor: Desa Leluhur Kamala Harris di India Gelar Doa Bersama untuk Kemenangan di Pilpres AS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus