Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Rusia Andrey Belousov pada Jumat, 30 Mei 2024, mengklaim Kyev telah kehilangan lebih dari 35 ribu tentara Ukraina dan ribuan senjata pada bulan ini. Belousov dalam rapat Collective Security Treaty Organization (CSTO) di Kazakhstan memastikan militer Rusia secara sistematis masih terus mengurangi potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain berkurangnya jumlah tentara Ukraina yang signifikan, pada bulan ini Kyev juga kehilangan lebih dari 2.700 unit senjata berat, seperti 290 tank dan kendaraan tempur lapis baja. Di antara 290 unit tank yang hancur itu, 4 tank Abraham buatan Amerika Serikat, 7 tank Leopards, dan 12 tank Bradleys. Bukan hanya itu, Ukraina juga kehilangan 11 unit jet tempur, 4 helikopter dan sekitar 730 senapan artileri serta beberapa sistem roket peluncur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Empat pejabat AS pada Kamis, 29 Mei 2024, mengungkap Presiden Amerika Serikat Joe Biden dikabarkan diam-diam memberi wewenang kepada Ukraina untuk meluncurkan senjata yang dipasok Amerika Serikat ke sasaran militer di Rusia. Target terbatas ini ditujukan kepada militer Rusia yang mendukung serangan terhadap Kota Kharkiv di Ukraina timur laut.
Menurut Belousov, setelah mengalami kehilangan sebanyak itu dan menghadapi ketidak stabilan di medan tempur, khususnya di wilayah Kharkov, Kyev terpaksa menyerang infrasturktur sipil demi memperlihatkan pada negara-negara Barat yang mendukungnya selama ini kerusakan yang ‘diakibatkan’ Rusia.
“Intensitas tindakan ini meningkat menjelang konferensi perdamaian yang akan diselenggarakan di Swiss pada pertengahan Juni 2024,” kata Belousov. Moskow belum mendapat undangan untuk hadir di KTT ini, namun begitu Moskow sudah memastikan tidak akan menghadirinya karena pertemuan itu akan melibatkan proposal perdamaian yang disorongkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang diabaikan Rusia karena melenceng dari kenyataan.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini