Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

5 Negara Eropa yang Mengakui Kemerdekaan Palestina

Beberapa pemimpin negara-negara Eropa mengakui siap mendukung kemerdekaan Palestina yang sedang mengalami genosida dari Israel.

30 Mei 2024 | 16.16 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS
Perbesar
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kekejaman Israel membuat Eropa terpecah menjadi dua kubu. Serangan Israel ke tenda pengungsi di Rafah disebut-sebut membuat negara Zionis itu semakin tidak disukai. Sejumlah Pemimpin negara Eropa bahkan menyatakan siap mengakui kemerdekaan Palestina. Dipelopori Spanyol dan Irlandia, dua negara tersebut disinyalir bisa memperkuat sikap Uni Eropa (UE) mencegah kekejaman Israel kepada warga sipil Palestina. Langkah dua negara ini diikuti oleh negara Eropa lainnya. Dilansir dari berbagai sumber, inilah 5 negara Eropa yang siap mengakui kemerdekaan Palestina: 

1. Spanyol

Pada November 2023, Perdana Menteri (PM) Spanyol, Pedro Sánchez bersumpah, pemerintahan barunya akan menjadikan pengakuan Palestina sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negerinya. Setelah KTT di Brussel pada Jumat, Sánchez mengatakan, Spanyol lebih memilih untuk bergerak sejalan dengan negara UE lainnya mengakui Palestina sepihak.

Sánchez berkata, "Kami ingin mengambil langkah ini secara bersatu. Ini adalah langkah yang menentukan untuk meletakkan dasar perdamaian abadi.” Ia juga berpendapat, pemimpin dari Spanyol, Irlandia, Slovenia, dan Malta mewakili semua sisi spektrum politik sehingga menjadi konsensus politik luas terkait pengakuan atas Palestina untuk proses perdamaian masa depan.

2. Irlandia

Februari 2024 silam, PM Irlandia, Taoiseach Leo Varadkar menegaskan, meskipun genosida Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional “ada dalam agenda”, tetapi diskusi juga sedang diadakan tentang pengakuan Palestina sebagai negara.

Lebih lanjut, Varadkar mengatakan, “sejumlah negara UE yang bertindak bersama mengakui Palestina dapat memungkinkan terjadinya negosiasi lebih setara, usai perang berakhir di Gaza melalui solusi dua negara”.

Varadkar juga menguraikan, pendapat konflik di Gaza beragam. Selain itu, negara-negara memandang isu Israel dan Palestina sesuai sejarah nasional yang diyakini.

3. Slovenia

PM Slovenia, Robert Golob mengungkapkan, dirinya yakin banyak hal dapat dilakukan "dalam minggu depan" untuk memperkuat dukungan politik bagi Palestina di PBB. Golob meyakini, kondisi membentuk pemerintahan baru di Palestina akan matang dan dapat terjadi beberapa minggu atau satu bulan lagi.

4. Malta

Malta bersama negara timur (Bulgaria, Republik Ceko, Rumania, dan Slovakia) juga mengakui hak warga Palestina untuk menjadi negara sejak 1988, tetapi belum pernah menerapkannya. PM Malta, Robert Abela mengakui kesiapan untuk menyatakan Palestina sebagai negara. Bahkan, Malta sudah lama menyarankan solusi dua negara untuk mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.

5. Prancis

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mendesak kepala Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas untuk menerapkan reformasi yang diperlukan. Macron menyoroti komitmen Prancis untuk membangun visi perdamaian bersama mitra Eropa dan Arab. Selain itu, ia juga menawarkan jaminan keamanan dan membuat prospek pengakuan negara Palestina menjadi bagian dari proses yang bermanfaat.

“Prancis mendukung Otoritas Palestina yang direformasi dan diperkuat, mampu melaksanakan tanggung jawabnya di seluruh wilayah Palestina, termasuk di Jalur Gaza untuk kepentingan rakyat Palestina," tegas Macron kepada Abbas, pada 29 Mei 2024, seperti diberitakan lemonde.fr.  

Macron menyebut korban sipil tidak dapat ditoleransi dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada rakyat Palestina atas pemboman kamp orang-orang terlantar di Rafah.

RACHEL FARAHDIBA R | TIM TEMPO.CO

Pilihan Editor: Potret Warga Palestina Bertahan di Rafah Pasca Serangan Israel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus