Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan secara intensif pada Senin, 12 Februari 2024. Serangan ini dilakukan setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukannya beroperasi di kota perbatasan selatan yang telah menjadi tempat pertahanan terakhir bagi pengungsi Palestina.
Israel sebelumnya telah melancarkan serangan udara ke Rafah yang padat penduduk pada Sabtu, 10 Februari 2024. Akibatnya, serangan tersebut telah menuai kecaman dari sejumlah pihak, termasuk para sekutu Israel seperti Amerika dan Inggris. Berikut ulasannya.
1. Tidak ada tempat tinggal lagi
Dalam serangannya, Israel telah membunuh lebih dari 100 orang per hari di Rafah. Korban yang selamat dari serangan itu tidak akan pindah lagi, apa pun yang terjadi. “Tidak ada tempat lagi yang tersisa untuk pergi,” kata Angelita Caredda, Direktur Timur Tengah dan Afrika Utara untuk Dewan Pengungsi Norwegia.
2. Serangan Israel berpotensi gagalkan pertukaran sandera
Hamas peringatkan serangan Israel ke kota Rafah akan mengancam perundingan mengenai pembebasan sandera yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober 2023. “Setiap serangan yang dilakukan tentara pendudukan di kota Rafah akan merusak perundingan pertukaran (sandera),” kata seorang pemimpin kelompok militan Palestina.
3. Biden Minta Netanyahu jamin keselamatan warga sipil di Kota Rafah
Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta Netanyahu tidak meneruskan operasi militer ke Kota Rafah tanpa adanya jaminan keselamatan untuk pengungsi Palestina. Pernyataan tersebut disampaikan Biden kepada Netanyahu melalui saluran telepon pada Minggu, 11 Februari 2024.
"Presiden menegaskan kembali posisinya bahwa operasi militer di Rafah tidak boleh berlangsung tanpa adanya rencana yang kredibel dan dapat diterapkan demi menjamin keselamatan dan dukungan hidup bagi lebih dari 1 juta orang yang mengungsi di sana," menurut pernyataan tersebut dikutip dari Antara.
4. Pembalasan yang berlebihan
Joe Biden juga mengeluarkan kritik pedas terhadap Netanyahu dan Israel. “Saya berpandangan, seperti yang Anda tahu, bahwa tindakan respons di Gaza, di Jalur Gaza, sudah berlebihan. Ada banyak orang tak berdosa yang kelaparan dalam kesulitan dan sekarat, hal ini harus dihentikan.” ucap Biden.
5. WHO prihatin
Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan keprihatinan khusus atas serangan Israel di Rafah. “Saya sangat prihatin dengan serangan baru-baru ini di Rafah di mana mayoritas penduduk Gaza melarikan diri dari kehancuran tersebut,” katanya.
“Sejauh ini, kami telah mengirimkan 447 metrik ton pasokan medis ke Gaza, namun jumlah tersebut hanyalah setetes air dari lautan kebutuhan yang terus bertambah setiap hari,” ujarnya.
6. Inggris prihatin
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menyampaikan prihatin atas serangan darat Israel ke Kota Rafah di Jalur Gaza selatan. "Sangat prihatin dengan kemungkinan serangan militer di Rafah–lebih dari separuh penduduk Gaza berlindung di wilayah itu," kata Cameron di platform X pada Sabtu, 10 Februari 2024.
Dia menambahkan bahwa prioritas seharusnya berupa jeda pertempuran sesegera mungkin untuk mengirimkan bantuan dan menyelamatkan sandera. " Langkah itu juga harus diikuti dengan upaya menuju gencatan senjata yang berkelanjutan dan permanen, katanya dikutip dari Antara.
7. Mesir khawatir
Otoritas Mesir pada Minggu, 11 Februari 2024 memperingatkan dampak mengerikan akibat serangan darat di Kota Rafah di Jalur Gaza Selatan. Rencana itu memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan di Kota Rafah.
“Menargetkan Rafah, ditambah kebijakan Israel yang selalu menghalangi akses bantuan kemanusiaan, merupakan kontribusi nyata dalam menerapkan kebijakan untuk mengusir warga Palestina sekaligus menghancurkan perjuangan mereka,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.
KHUMAR MAHENDRA | IDA ROSDALINA | DEWI RINA CAHYANI
Pilihan Editor: Israel Serang Rafah, Ratusan Warga Palestina Dilaporkan Tewas
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini