Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Martin Luther King Jr dikenal sebagai aktivis sosial yang memimpin pergerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat pada era 1950-an. Ia meninggal dunia pada 4 April 1968. Meninggalnya King disebabkan penembakan di Motel Lorraine di Memphis, Tennessee.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
King dilarikan ke Rumah Sakit Santo Yoseph, dan meninggal pada pukul 19:05. Berita pembunuhan King memicu pecahnya kekerasan rasial, mengakibatkan lebih dari 40 kematian di seluruh negeri dan kerusakan properti yang luas di lebih dari 100 kota di Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
King merupakan seorang pendeta Amerika Serikat dan pemimpin hak-hak sipil masyarakat. Peran Martin Luther King Jr yang paling dominan adalah mengakhiri undang-undang pemisahan rasial antara keturunan Afrika-Amerika dengan warga kulit putih di AS, terutama di wilayah selatan.
Perjuangan dan peranan King dalam melawan praktik undang-undang pemisahan rasial itu membawanya menjadi peraih penghargaan Nobel Perdamaian pada 1964.
Hari ini, 9 April 2021 merupakan hari di mana 53 tahun lalu Martin Luther King Jr dimakamakan di Atlanta, Georgia. Pemakamannya dihadiri lebih dari 300.000 orang. Wakil Presiden Hubert Humphrey pun turut hadir atas nama Johnson, yang sedang menghadiri pertemuan tentang Perang Vietnam di Camp David pada saat itu.
Atas permintaan istrinya, khotbah terakhir King di Gereja Baptis Ebenezer diputar kembali di pemakaman. Itu merupakan khotbahnya tentang "Drum Major", pada tanggal 4 Februari 1968. Dalam khotbah itu, King meminta agar pada saat pemakamannya, tidak disebutkan penghargaan dan kehormatannya, tetapi disebutkan bahwa dia berusaha untuk "memberi makan orang yang lapar", "berpakaian yang telanjang", "benar tentang pertanyaan perang (Vietnam)", dan "mencintai dan melayani umat manusia".
Dunia telah banyak berubah sejak Martin Luther King terbunuh pada 1968, tetapi pesan yang ia sampaikan tetap utuh dalam ingatan banyak orang. Di usianya yang 39 tahun, King telah menjadi sosok yang dikenal secara internasional. Hal itu dimulai dengan aksi boikot Montgomery pada 1955, ia memimpin serangkaian protes tanpa kekerasan terhadap diskriminasi.
WINDA OKTAVIA