Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Adelina Tewas, Buruh Migran Hong Kong Gelar Aksi Solidaritas

Kematian Adelina J. Sau mendorong para buruh migran di Hong Kong menggelar aksi solidaritas menuntut perlindungan hukum.

26 Februari 2018 | 12.19 WIB

Pendukung TKW korban penyiksaan majikan, Erwiana Sulistyaningsih, mengikuti aksi menuntut perbaikan perlindungan bagi TKW di depan pengadilan di Hong Kong, 27 Februari 2015. REUTERS/Tyrone Siu
Perbesar
Pendukung TKW korban penyiksaan majikan, Erwiana Sulistyaningsih, mengikuti aksi menuntut perbaikan perlindungan bagi TKW di depan pengadilan di Hong Kong, 27 Februari 2015. REUTERS/Tyrone Siu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Hong Kong - Pascatewasnya buruh migran Adelina J. Sau asal Indonesia di Malaysia, sekitar 500 orang, termasuk buruh migran dari Indonesia dan beberapa warga negara Hong Kong, melakukan aksi solidaritas di Causeway Bay, Hong Kong, pada Ahad, 25 Februari 2018, waktu setempat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mereka menyalakan lilin dan berdoa untuk para korban perdagangan manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tenaga kerja wanita dari berbagai negara berunjukrasa memprotes penyiksaan terhadap Erwiana Sulistyaningsih, TKW Indonesia, di Hong Kong (16/1). Kasus Erwiana merupakan kasus terakhir yang menimpa tenaga kerja asing yang bekerja di Hong Kong. AP/Kin Cheung

Para buruh migran menuntut ditegakkannya keadilan dan menyuarakan kemarahan atas kasus-kasus penyiksaan yang baru-baru ini terjadi terhadap rekan mereka. Menurut panitia aksi solidaritas ini, protes hanya dilakukan sekitar 30 menit, sementara satu jam lain merupakan aksi solidaritas dengan berkumpul dan menyalakan lilin.

“Ini adalah kasus lain setelah kasus Erwiana terjadi. Kejadian ini memperlihatkan tingkat penyiksaan dan kekerasan yang dihadapi para asisten rumah tangga. Mau berapa banyak lagi korban yang harus menderita dan meninggal dunia?” ucap Eni Lestari dari Serikat Buruh Migran Internasional, Ahad, 25 Februari 2018, seperti dikutip dari media SCMP.

Dia mengatakan, melalui aksi ini, pihaknya ingin ada langkah nyata. Sebab, meskipun banyak dilakukan pertemuan dan dibuat pakta-pakta internasional, kasus penyiksaan terhadap buruh migran tidak mengalami penurunan dan sebaliknya malah semakin merajalela.

Untuk itu, Lestari menuturkan pihaknya ingin mengirim pesan kepada negara pengirim tenaga kerja dan negara penerima bahwa para buruh migran kecewa serta sangat marah akan kurangnya perlindungan yang dimiliki para buruh migran saat ini. Terkait dengan kasus kematian Adelina, pemerintah Indonesia dan Malaysia sama-sama harus bertanggung jawab.

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus