Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah serikat buruh di Nigeria pada Senin, 3 Juni 2024, menutup jaringan listrik nasional dan merecoki penerbangan ke seluruh wilayah Nigeria buntut dari aksi mogok kerja setelah Pemerintah Nigeria dianggap gagal menyetujui standar upah minimum (UMR) yang baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Aksi mogok kerja dilakukan setelah perundingan antara serikat buruh yang diwakili Nigerian Labour Congress (NLC) dan Trade Union Congress (TUC) dengan Pemerintah Nigeria mengalami jalan buntu terkait permintaan menaikkan UMR. Ini adalah kebuntuan yang keempat kalinya sejak Presiden Nigeria Bola Tinubu naik jabatan tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Transmission Company of Nigeria (TCN) mengatakan serikat buruh Nigeria mendorong staf operator agar menjauh dari ruang kendali TCN dan menutup setidaknya enam gardu induk. Pada akhir, jaringan listrik nasional benar-benar terputus pada pukul 02.19 dini hari.
Maskapai asal Nigeria Ibom Air mengatakan telah menunda sejumlah penerbangan hingga pemberitahuan lebih lanjut sebagai dampak dari aksi mogok kerja ini. sedangkan United Nigeria mengatakan beberapa bandara di berbagai wilayah di Nigeria ditutup karena pekerja yang mogok tidak membolehkan satu pun penerbangan beroperasi.
Serikat pekerja bidang penerbangan dan kelistrikan dalam pernyataan pada Senin, 3 Juni 2024, meminta para staf agar ikut aksi mogok kerja hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sedangkan serikat pekerja minyak di Nigeria mengancam akan menghentikan produksi minyak, namun kepala regulasi minyak Nigeria Gbenga Komolafe menyatakan ada tim yang memastikan proses produksi tidak terganggu.
Sejak Presiden Tinubu menduduki jabatan orang nomor satu di Nigeria, negara itu melakukan reformasi besar-besaran hingga mamancing kenaikan inflasi hingga ke level tertingi sepanjang 30 tahun. Kondisi ini memperburuk krisis biaya hidup di Nigeria yang terkenal sebagai negara paling padat populasinya di Benua Afrika.
Presiden Tinubu mendapat tekanan dari sejumlah serikat buruh agar melonggarkan biaya rumah tangga dan UMKM setelah menghapus subsidi bahan bakar yang selama ini menjadi bahan bakar murah, namun merugikan negara USD10 miliar (Rp163 triliun) per tahun.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Dokter Masih Mogok Kerja, Korea Selatan Izinkan Dokter Asing Berpraktik
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini