Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan akan adanya
Program Pangan Dunia pada Kamis lalu menerima Hadiah Nobel Perdamaian atas upaya badan itu memerangi kelaparan di seluruh dunia.
Hadiah tersebut menjadi penghargaan kepada staf WFP yang mempertaruhkan nyawa mereka.
OSLO – Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan akan adanya “pandemi kelaparan” yang dikatakan bisa lebih buruk dibanding pandemi virus corona atau Covid-19. Pandemi kelaparan terjadi karena berbagai faktor, seperti banyaknya perang, perubahan iklim, meluasnya penggunaan senjata politik dan militer, serta pandemi kesehatan global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kegagalan memenuhi kebutuhan mereka akan menyebabkan pandemi kelaparan yang bakal mengecilkan dampak Covid-19,” ujar Direktur Eksekutif WFP David Beasley sambil melepas maskernya ketika menyampaikan pernyataannya dari markas besar WFP di Roma, kemarin. “Pandemi kesehatan global membuat semua itu semakin buruk, sehingga 270 juta orang berbaris menuju kelaparan.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WFP menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada Kamis lalu atas upaya badan itu memerangi kelaparan di seluruh dunia. Hadiah itu diberikan dalam upacara kecil di markas besar badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu di Roma.
Hadiah biasanya diberikan dalam upacara besar di ibu kota Norwegia, Oslo, dan disiarkan di stasiun televisi. Namun pandemi Covid-19 membuat upacara itu dilakukan secara virtual dan dihadiri beberapa orang, termasuk para anggota Komite Nobel di Norwegia dan Direktur Eksekutif WFP David Beasley, di Roma.
Perayaan Nobel di Stockholm juga dibatalkan dan diganti oleh acara yang sebagian besar direkam sebelumnya untuk disiarkan secara online pada Kamis malam lalu. “Pandemi telah membuat kami semua menghadapi rintangan yang sulit,” kata Direktur Yayasan Nobel Lars Heikensten, Kamis lalu. “Kami diingatkan akan pentingnya kerja sama lintas batas untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan dengan bantuan ilmu pengetahuan.”
Seperti dilansir Voice of America, Ketua Komite Nobel Norwegia Berit Reis-Anderson membuka upacara tersebut secara daring dan mengundang Beasley datang ke Oslo. Beasley berterima kasih kepada Komite yang telah mengakui upaya WFP memerangi kelaparan, mengakhiri konflik, serta menciptakan stabilitas dan perdamaian.
“Hadiah Nobel Perdamaian ini lebih dari sekadar ucapan terima kasih. Ini adalah seruan untuk bertindak,” ucap Beasley. “Kelaparan ada di depan pintu umat manusia, dan makanan adalah jalan menuju perdamaian.”
WFP, organisasi kemanusiaan terbesar di dunia yang memerangi kelaparan, berdiri pada 1961. Badan PBB tersebut memberi makan puluhan juta orang setiap tahun di semua benua. Pada 2019, WFP memberikan bantuan kepada hampir 100 juta orang di 88 negara.
Komite Nobel Norwegia mengatakan, selain memerangi kelaparan, WFP telah berkontribusi terhadap perbaikan kondisi perdamaian di tempat-tempat yang terkena dampak konflik. Kontribusi tersebut sekaligus menjadi kekuatan pendorong untuk mencegah penggunaan isu-isu kelaparan sebagai senjata perang dan konflik selama 60 tahun.
Seperti dilansir Channel News Asia, WFP menyebutkan ada US$ 400 triliun kekayaan di dunia. Bahkan, pada puncak pandemi Covid-19, hanya dalam 90 hari, tambahan kekayaan US$ 2,7 triliun dolar telah tercipta. “Dan kita hanya perlu US$ 5 miliar untuk menyelamatkan 30 juta nyawa dari kelaparan,” ujar Beasley.
Direktur Regional WFP untuk Afrika Timur, Michael Dunford, mengatakan organisasi tersebut senang bisa memenangi hadiah tersebut setelah berjuang pada masa-masa sulit. “Ini merupakan dorongan yang luar biasa,” kata Dunford.
Dia mengatakan, 2020, seperti diketahui, merupakan salah satu tahun tersulit. Pandemi Covid-19 telah menjadi kejutan selain beberapa bencana banjir terburuk di Afrika timur dan sejumlah bencana lain, seperti wabah belalang dan konflik.
Dunford mengatakan hadiah tersebut adalah penghargaan kepada staf WFP yang mempertaruhkan nyawa mereka. “Mereka bekerja di beberapa lokasi tersulit di dunia, di kantor cabang jauh di lapangan, baik di Somalia maupun di Sudan Selatan.”
Direktur Eksekutif WFP kembali memperingatkan bahwa kegagalan komunitas internasional untuk memenuhi kebutuhan mereka yang terkena wabah akan menyebabkan apa yang dia sebut sebagai “pandemi kelaparan”, yang akan mengecilkan jumlah kematian yang disebabkan oleh virus corona. “Tolong jangan meminta kami memilih siapa yang hidup dan siapa yang mati. Mari kita beri makan mereka semua.”
CHANNEL NEWS ASIA | REUTERS | VOA | SUKMA LOPPIES
Ancaman Kelaparan Mengintai di Masa Pandemi
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo