Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Putih menyetujui penjualan senjata baru ke Israel ketika pada hari yang sama sekutu dekat Amerika Serikat itu menyerang dan membunuh tujuh relawan badan amal di Jalur Gaza. Hal ini menurut laporan Washington Post, yang mengutip tiga pejabat AS, pada Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Departemen Luar Negeri AS membenarkan hal itu, tetapi mengatakan bahwa persetujuan tersebut diberikan sebelum tentara Israel (IDF) menyerang para pekerja World Center Kitchen (WKC).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
WKC adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) asal AS yang memberikan bantuan makanan di Gaza melalui koridor maritim karena wilayah kantong Palestina itu diblokade dan digempur oleh Israel.
Enam relawan yang tewas merupakan warga Inggris, Kanada-AS, Australia dan Polandia. Sementara sang supir adalah warga Palestina.
Transaksi penjualan senjata itu menambah pertanyaan publik atas pernyataan Presiden AS Joe Biden yang mengaku "marah dan sakit hati" oleh tragedi tersebut, menurut laporan Post.
Pekan lalu, surat kabar itu melaporkan bahwa AS menyetujui pengiriman lebih dari 1.800 bom MK84 2.000 pon (907 kg) dan 500 bom MK82 500 pon (227 kg) ke Israel, meski angka kematian warga sipil di Gaza terus bertambah.
AS terus membantah tudingan bahwa Israel telah melanggar norma-norma hukum kemanusiaan internasional dalam operasi militernya di Gaza, dan menolak untuk membatasi pasokan senjata ke negara Zionis itu, sekutu terdekatnya di Timur Tengah.
Israel pada Senin menyerang tujuh pekerja WCK yang berkebangsaan Australia, Polandia, Inggris, Palestina, serta warga negara ganda AS-Kanada.
Sebelum diserang, WCK mengatakan konvoi bantuan mereka telah dikoordinasikan dengan IDF. Operasi LSM itu di Jalur Gaza dihentikan sementara setelah insiden maut tersebut.
Pilihan Editor: World Central Kitchen Serukan Penyelidikan Independen Atas Pembunuhan Pekerjanya di Gaza
ANTARA