Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese memberi Ukraina tambahan bantuan militer sebesar AUD$100 juta atau Rp 1 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Australia siap untuk terus mendukung pemerintah Ukraina dan rakyat Ukraina selama diperlukan. Australia akan mendukung Ukraina sampai jadi pemenang. Anda berjuang untuk aturan hukum internasional," kata Albanese saat bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seperti dikutip ABC, Senin, 4 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dukungan Australia itu mencakup 34 kendaraan lapis baja tambahan, termasuk 20 Bushmaster, dan peralatan teknis lainnya seperti drone yang diminta Ukraina.
Bushmaster tambahan berkisar di atas 40 yang sudah dijanjikan atau dikirimkan. Sedangkan pengangkut personel lapis baja M113 adalah tambahan dari 14 yang sudah dijanjikan.
Dukungan ekstra itu membawa nilai total bantuan Australia ke Ukraina menjadi sekitar AUD$390 juta atau Rp 3,9 triliun.
Albanese juga mengumumkan sanksi dan larangan perjalanan terhadap 16 menteri dan oligarki Rusia. Total jumlah individu yang ditargetkan Australia menjadi 843, dan jumlah entitas yang terkena sanksi menjadi 62.
Zelensky menyambut bantuan itu. Dia mengatakan, negaranya sendirian tidak dapat melawan Rusia, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha.
Dia kemudian juga menyarankan kepada Albanese agar Australia bergabung dengan proses pembangunan kembali pasca-perang Ukraina, yang akan menelan biaya triliunan dolar.
"Saya berterima kasih atas keputusan Australia untuk bergabung dalam proses tersebut. Ini penting bagi kami. Penting bagi seluruh dunia. Ini adalah proyek yang sangat ambisius. Saya ingin menyampaikan kata-kata terima kasih pembicaraan ini, untuk datang hari ini ke Ukraina," kata Zelensky.
Sebelum bertemu Zelensky, Albanese terlebih dahulu mengunjungi kota Bucha, Irpin, dan Hostomel, wilayah di Kyiv tempat Rusia melakukan kekejaman terhadap warga sipil. Moskow beberapa kali membantah menargetkan warga sipil.
Perjalanan Albanese ke Ukraina masuk dalam rangkaian kunjungan luar negerinya setelah hadir di KTT NATO Madrid pekan lalu. Sebelum Albanese, perdana menteri dan presiden dari seluruh dunia juga telah mengunjungi Ukraina, termasuk para pemimpin Jerman, Prancis, Italia, Inggris, Kanada, dan Indonesia.
REUTERS, ABC