Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bank Sentral Israel Ingatkan Perekonomian Perlu Tindakan untuk Pulih dari Dampak Perang Gaza

Gubernur Bank Israel mengatakan perekonomian negaranya butuh tindakan untuk pulih dari kemerosotan peringkat kredit imbas operasi militer di Gaza.

12 Februari 2024 | 08.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Sentral Israel Amir Yaron pada Minggu, 11 Februari 2024, mengklaim perekonomian Israel kuat dan akan pulih dari imbas operasi militer di Gaza. Meski demikian, dia menyerukan kepada pemerintah untuk mengatasi isu yang diangkat oleh Moody’s setelah lembaga pemeringkat kredit itu menurunkan peringkat kredit Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


“Kami tahu bagaimana cara pulih dari masa-masa sulit di masa lalu dan dengan cepat kembali ke kemakmuran. Perekonomian Israel memiliki kekuatan untuk memastikan hal yang sama juga akan terjadi saat ini,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 
Yaron berpendapat, penting bagi pemerintah dan Knesset (parlemen Israel) untuk mengatasi masalah ekonomi yang diangkat dalam laporan tersebut guna meningkatkan kepercayaan pasar dan perusahaan pemeringkat terhadap Israel.


 
Sebelumnya, orang nomor satu di bank sentral Isarel ini telah mendesak Tel Aviv untuk menjaga disiplin fiskal dan memangkas anggaran belanja barang-barang yang tidak terkait dengan pembalasan Israel terhadap kelompok Hamas di Gaza. Peringatan itu telah dia suarakan sejak serangan lintas batas Hamas yang menewaskan 1.139 orang di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Sedangkan serangan pasukan Israel telah menewaskan hampir 28 ribu orang dan membuat 67.459 lainnya luka-luka di Gaza.

Pembombardiran Israel juga telah membuat jutaan warga Gaza terpaksa mengungsi. Menurut badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA. jumlah pengungsi mencapai 1,5 juta orang di Rafah,

 
Penurunan peringkat kredit Israel yang pertama kalinya dilakukan oleh Moody's dengan memangkas peringkat Negeri Bintang Daud itu menjadi level “A2”, atau lima tingkat di atas peringkat investasi. Penurunan itu dilakukan dari A1 pada Jumat, 9 Februari 2024. Moody’s juga mempertahankan prospek kredit Israel pada tingkat negatif, yang artinya penurunan peringkat lebih lanjut mungkin terjadi.


 
Badan pemeringkat kredit tersebut memberikan alasan risiko politik dan fiskal yang signifikan dari perang di Gaza, dan menambahkan bahwa “defisit anggaran Israel akan jauh lebih besar dari perkiraan sebelum konflik”.

 
Penurunan peringkat tersebut, jika berkepanjangan atau mengarah pada tindakan serupa lebih lanjut, akan meningkatkan biaya pinjaman bagi Israel. Hal itu juga dapat menyebabkan pemotongan anggaran serta kenaikan pajak untuk menjaga agar defisit anggaran tidak berada di kondisi lepas tak terkendali.


 
Rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Israel, kata Moody’s, tampaknya akan mencapai puncaknya sebanyak 67 persen pada 2025, dibandingkan 62,1 persen pada 2023. Rasio tersebut jauh lebih tinggi di masa lalu selama periode krisis ekonomi bagi Israel, namun sebelumnya “tidak pernah ada penundaan dalam pembayaran utang pemerintah,” kata Yaron.
 


Anggota parlemen Israel pada pekan lalu memberikan persetujuan awal terhadap revisi anggaran negara 2024 yang menambahkan puluhan miliar shekel untuk membiayai perang dan memberi kompensasi kepada mereka yang terkena dampak, serta peningkatan defisit anggaran tahun ini menjadi 6,6 persen PDB dari 2,25 persen. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Jumat, 9 Februari 2024, menanggapi keputusan Moody’s dengan mengatakan peringkat Israel akan kembali naik segera setelah pihaknya memenangkan perang. 
 


REUTERS

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Nabiila Azzahra

Nabiila Azzahra

Reporter Tempo sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus