Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - World Central Kitchen (WCK) sebuah LSM asal Amerika Serikat mengkonfirmasi telah mengirimkan hampir 200 ton bantuan makanan ke warga wilayah utara Gaza yang dikirimkan lewat laut dari Siprus. Bantuan itu, sudah diterima warga Gaza di wilayah utara yang sedang kelaparan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
WCK bekerja sama dengan LSM Open Arms mengirimkan bantuan makanan itu lewat jalur laut sejauh 322 kilometer dari Larnaca ke Gaza. Bantuan makanan itu persisnya tiba pada Jumat, 15 Maret 2024. Total ada delapan truk milik World Food Programme (WFP) yang berangkat ke utara Gaza membawa bantuan tersebut. Jumlah itu setara dengan setengah juta makanan yang dikirimkan ke Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Laporan PBB yang dipublikasi pada Senin, 18 Maret 2024, memperingatkan bencana kelaparan di utara Gaza akan segera terjadi, di mana 300 ribu orang terjebak dalam pertempuran. Total di seluruh Jalur Gaza, jumlah warga yang menghadapi bencana kelaparan naik menjadi 1.1 juta orang. Angka itu separuh dari populasi Gaza.
WCK dan Pemerintah Siprus mengatakan kapal kedua saat ini sudah ditambatkan untuk membawa 240 ton bahan makanan. Keberangkatan kapal ini terhambat karena faktor cuaca.
"WCK sudah siap mengirimkan bahan makanan setiap Minggu ke Gaza dengan dukungan dari komunitas internasional," demikian keterangan WCK.
Sejumlah badan bantuan kemanusiaan mengatakan bahan makanan bisa dikirimkan ke Gaza lewat laut, namun jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi skala kebutuhan warga Gaza. Lembaga-lembaga nirlaba mendesak Israel agar mau membuka pintu perbatasan darat Gaza - Israel. Ratusan truk bantuan makanan berjajar di wilayah perbatasan Gaza menunggu izin masuk wilayah itu.
Juru bicara Pemerintah Siprus Konstantinos Letymbiotis mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan lebih banyak badan-badan bantuan kemanusiaan untuk mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza. Bukan hanya itu, Siprus juga akan menjadi tuan rumah pertemuan pada 21 Maret 2024, untuk membahas perang Gaza.
"Akan ada pertukaran pandangan terkait bantuan apa saja yang akan ditawarkan. Bantuan-bantuan yang dikirimkan itu dipastikan tidak akan sampai ke tangan anggota Hamas, namun menyasar warga Gaza yang sedang membutuhkan bantuan dari banyak negara," kata Letymbiotis.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor : Rusia Tepis Kecaman Dunia atas Kemenangan Putin dalam Pemilu
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini