Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bayang-bayang sebelum sadat jatuh

Menlu mesir ibrahim kamel berkunjung ke yerusalem menemui menlu israel moshe dayan. pertemuan yang merupakan realisasi kunjungan pm. israel menachem begin ke mesir, akan dihadiri menlu as vance. (ln)

21 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI bawah bayangan ketidakpastian. Menlu Mesir, Mohammed Ibrahim Kamel dan rombongan Minggu sore yang lalu bertolak ke Yerussalem. Dan Senin awal pekan ini. Menlu Mesir bersama Menlu Israel Moshe Dayan akan menghadiri sidang komisi politik kedua negara. Menlu Amerika. Vance, akan jadi peserta ketiga dalam pertemuan politik penting yang merupakan realisasi kunjungan Perdana Menteri Israel, Menachem Begin ke Ismailia. Mesir, pada hari Natal yang lalu. Baik Ibrahim Kamel, tapi terutama Vance. hampir saja tidak bertolak ke Yerussalem. Vance menunda keberangkatannya dari Washington Sabtu malam yang lalu. hanya 90 menit sebelum bertolak. "Karena belum ada kesepakatan mengenai agenda pertemuan komisi politik Israel dengan Mesir." begitu seorang juru bicara mengumumkan penundaan itu. Tapi keesokan harinya setelah jelas bahwa Ibrahim Kamel akan bertolak ke Israel. Vance pun terbang ke Timur Tengah. Keraguan terhadap jadi tidaknya pertemuan pertama Komisi politik itu sebenarnya bermula pada diri Sadat sendiri. Presiden Mesir itu dalam suatu wawancara yang disiarkan oleh koran berbahasa Inggris Israel. Yerussalem Post edisi 13 Januari. Menjelaskan bahwa " tanpa penarikan pasukan Israel dari seluruh wilayah yang didudukinya, prakarsa damai yang ada sekarang ini akan ambruk." Dalam wawancara pertamanya dengan koran Israel itu, Sadat juga berkata: "Israel ternyata tidak cuma minta jaminan keamanan tapi juga minta tanah." Peledakan Hotel King David Ketika dimintai komentarnya mengenai kehendak Israel untuk terus mempertahankan pemukiman Yahudi yang dikawal oleh pasukan Israel di jazirah Sinai bahkan setelah wilayah itu dikembalikan kepada Mesir, Sadat cuma berbata: "Itu betul-betul edan." Keesokan harinya, mingguan berbahasa Arab Mesir, October, terbit pula dengan sebuah wawancara Presiden Anwar Sadat yang bahkan bernada lebih keras lagi. Kata Sadat: "Kini saya sama sekali tidak punya harapan untuk mencapai kesepakatan mengenai dasar-dasar perjanjian damai dengan Israel. Saya telah memberikan keamanan dan legitimasi kepada Israel, tapi Begin tidak memberi saya apa-apa." Ketika diminta mengomentari diri Begin sebagai bekas pemimpin teroris di Palestina sebelum pembentukan negara Israel. Sadat dengan sedikit emosionil berkata: "Prakarsa damai saya tidak bisa sisabot seperti peledakan Hotel King David oleh Begin ketika ia masih muda dahulu." Berhenti sebentar. Sadat kemudian melanjutkan: Ia kini tidak dapat meledakkan prakarsa damai saya tanpa meledakkan dirinya sendiri dan lain-lainnya selama ratusan tahun mendatang." Bagaimana kalau prakarsa damai tuan akhirnya gagal? Jawab Sadat: "Jika saya gagal. saya akan menyerahkan jabatan ini kepada orang lain yang akan merampungkan usaha damai ini atau menemukan cara lain." Dan bayang-bayang kegagalan itu memang telah nampak di kawasan Timur Tengah. Sabtu pekan silam, Menteri Pertahanan Israel, Ezer Weiman, meninggalkan Kairo untuk kembali ke Yerussalem setelah gagal dalam pembicaraan mengenai masalah evakuasi Sinai dan soal pemukiman Israel di semenanjung tersehut. Meski Weizman pulang, tapi tidak berarti bahwa pembicaraan dalam komisi militer ini akan gagal, hegitu komentar seorang juru bicara dele,asi Israel di Kairo. Itu Maksimum, Kata Begin Para pengamat politik di seputar Timur Tengah melihat jalan buntu sebagai halltu yang makin membesar di kawasan itu. Soalnya, Israel kini sudah tidak dalam posisi bertahan, ia bahkan--dengan jawaban-jawaban Begin terhadap Sadat - sudah berada dalam posisi menyerang, begitu seorang diplomat Barat mengatakan di Beirut pekan silam. Dengan kesiapan mengosongkan Sinai -tapi meninggalkan para pemukim Yahudi - dan membiarkan orang-orang Palestina mengatur sendiri tepi barat sungai Yordan dan tanah genting Caza - tapi teap di bawah pengawasan Yerussalem -- Begin merasa yakin bahwa gagasan damai Sadat telah ditanggapinya. Bagi Begin - yang jawabannya terhadap gagasan damai Sadat itu telah mendapat restu dari Presiden Carter dan Perdana Menteri Callaghan dari Inggeris tidak ada jalan maju lagi Katanya pekan silam: Itulah yang maksimum bisa saya lakukan saya tidak bisa lebih maju lagi. Bisa dibayangkan bahwa Begin, sebagai bekas anggota barisan teroris Irgun yang amat fanatik Zionis, tidak akan menjadi perdana menteri yang pertama mengkhianati sumpah zionis mengenai sebuah tanah air yang utuh. Dan ke dalam "tanah air yang utuh" itu termasuklah tepian barat sungai Yordan yang kini amat didambakan orang-orang Arab sebagai bagian penting dari sebuah negara Palestina. Andai hanya bagi diri dan negaranya. sebenarnya tidak ada soal bagi Sadat. Hampir bisa dikatakan bahwa tidak ada wilayah Mesir yang diakui sebagai wilayah Yahudi sehingga setiap saat Mesir bisa memperoleh semua wilayahnya yang diduduki oleh Israel sejak perang bulan Juli tahun 1967 yang lalu. Tapi soalnya bagi Sadat adalah strategi Arab. Berulangkali Sadat berkata: Saya tidak akan mencari suatu persetujuan terpisah dengan Israel." Kalimat ini dengan jelas mencerminkan kebulatan tekad Sadat untuk tidak melihat konfliknya dengan Israel sebagai pertentangan antara Kairo dengan Yerussalem. Karena itulah maka Sadat juga selalu berkata: Masaalah Palestina adalah kunci dari konfik Timur Tengah ini."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus