Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa, 30 April 2024, memastikan akan melancarkan operasi militer melawan kelompok Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakatan gencatan senjata atau tidak, termasuk apakah sandera warga negara Israel akan dibebaskan Hamas atau tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Gagasan bahwa kami akan menghentikan perang sebelum mencapai seluruh tujuan sekarang adalah hal yang mustahil,” demikian keterangan kantor Perdana Menteri Netanyahu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, sebanyak 30 tentara cadangan Israel dilaporkan menolak ambil bagian dalam rencana invasi darat ke Rafah. Media Israel, Channel 12 Israel, mewartakan para prajurit cadangan mengatakan mereka "kelelahan" dan "tidak dapat melaksanakan tugas.
Channel 12 Israel dalam siarannya menyebutkan komandan militer Isreal tidak akan memaksa pasukan cadangan untuk berpartisipasi dalam pertempuran di Rafah. Media tersebut menambahkan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi aspek operasional. Namun penolakan 30 orang tentara Israel mengindikasikan tingginya tingkat pengurangan kekuatan pasukan cadangan setelah hampir tujuh bulan perang.
Pasukan Israel telah membom Jalur Gaza tanpa pandang bulu sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 34.454 warga Palestina di sana, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Ribuan lainnya dikhawatirkan terjebak di bawah reruntuhan, sementara penyebaran penyakit dan kurangnya makanan dan air yang memadai kemungkinan akan memperburuk jumlah korban jiwa.
Israel telah berulang kali mengancam akan menyerang Rafah dalam beberapa pekan terakhir. Setidaknya 1,4 juta warga Palestina mencari perlindungan di sana dari pemboman ganas Israel di wilayah tersebut.
Sedangkan pada Sabtu, 27 April 2024, Times of Israel melaporkan Jenderal di Angkatan Darat Herzi Halevi menyetujui rencana "melanjutkan perang." Dalam pertemuan dengan para komandan divisi dan brigade di markas Komando Selatan di Beersheba, ia menyarankan agar Israel akan melancarkan serangannya di Rafah.
Akan tetapi, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan rencana serangan Israel ke Rafah “dapat ditunda” jika kesepakatan penyanderaan dicapai dengan Hamas. "Jika ada kesepakatan, kami akan menghentikan operasi tersebut," katanya kepada Channel 12.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini