Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bila Menteri Kesandung Saham

Sejumlah menteri di jepang terbukti memiliki saham di bawah tangan. Menteri keuangan kiichi miyazawa membeli saham dari recruit. co. & mendapat laba 20 juta yen. miyazawa dianggap melanggar moral.

17 Desember 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JANGAN jadi menteri di Jepang kalau tak tahan godaan. Jumat pekan lalu, Menteri Keuangan Kiichi Miyazawa mengundurkan diri dari jabatannya. Di bawah kilatan lampu kamera para wartawan, ia mengakui kesalahannya. "Saya bertanggung jawab sepenuhnya atas keterlibatan sekretaris pribadi saya," ujarnya. Bagi orang di luar Jepang, kasus ini mungkin dianggap aneh. Seorang menteri terlibat pembelian saham perusahaan real estate dan harus mundur bukan karena yang dilakukannya melanggar hukum. Miyazawa mesti mundur karena ia melanggar moral. Masalahnya, penjualan saham di negeri Sakura ini mesti terbuka, guna memungkinkan semua orang berkesempatan sama. Pembelian diam-diam, bila pihak pembeli pejabat negara, bisa dituntut seperti dalam kasus suap. Dikhawatirkan, pejabat negara yang memiliki saham dengan diam-diam menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan perusahaan yang sahamnya mereka miliki. Ceritanya, beberapa bulan lalu, Recruit Co. (RC), perusahaan real estate itu menjual sahamnya kepada 159 tokoh penting, termasuk Miyazawa. Tujuan Hiromasa Ezoe, Presdir RC, agar perusahaannya mempunyai deking kuat. Bila sahamnya dijual, tentu saja, orang-orang pilihannya itu dijamin akan mendapat keuntungan besar. Harap dicatat: RC dikenal sebagai perusahaan raksasa yang bermasa depan cerah. Benar juga. Para tokoh pemerintahan dan bisnis yang membeli saham atas nama para sekretarisnya itu memperoleh untung besar ketika saham RC mereka jual kembali. Di jajaran politisi terdapat nama-nama yang terlibat, seperti PM Noboru Takeshita sewaktu masih menjabat Sekjen LDP. Ia mengantungi laba 4 juta yen. Lalu, bekas PM Yasuhiro Nakasone, memperoleh jumlah terbesar, yakni 136 juta yen. Bekas Menlu Shintaro Abe, juga kecipratan 88 juta yen. Dan, Menkeu Miyazawa. Setelah memberi keterangan yang berbelit -- karena itu dia disebut sebagai Menteri Bermata Kucing, karena mata kucing selalu berubah-ubah -- Miyazawa mengakui telah membeli saham Recruit Co. atas namanya sendiri. Ia mengantungi laba 20 juta yen. Juli lalu, kasus ini terungkapkan. Dalam sebuah sidang DPRD, wakil wali kota Kawasaki Hideiki Komatsu waktu itu, ditanya mengenai izin pendirian sebuah bangunan mewah yang berlokasi di depan stasiun Kawasaki. Kemudian ketahuanlah bahwa bangunan itu milik Recruit Cosmos Co. Ltd. Perusahaan real estate ini memperoleh kemudahan dari Komatsu yang memiliki sejumlah saham di sana. Pengusutan pun berbuntut panjang: ditemukan sejumlah nama tokoh penting. Beberapa tokoh ternama terpaksa mundur dari jabatannya. Antara lain, Hiromasa Ezoe, bekas dirut perusahaan penyebab skandal RC Ltd. Lalu Ko Morita, Presdir harian ekonomi terkemuka Nihon Keizai Shimbun, dan Reizo Utagawa, bekas pemimpin redaksi harian Mainichi. Wakil Presdir koran terbesar Yomiuri Shimbun, Iwao Maruyama, mengundurkan diri November lalu, setelah mengakui bahwa ia membeli 5 ribu saham Recruit Cosmos Co -- anak perusahaan di bawah bendera Recruit Co. -- seharga 15 juta yen. Akibatnya, pemerintahan Takeshita makin kehilangan dukungan rakyat. Berdasarkan pengumpulan pendapat yang dilakukan harian Asahi pekan lalu, pendukung Takeshita melorot sampai 29% dari 41% sebelumnya. Sementara 86% suara menuntut agar skandal Recruit ini diusut terus, 29% diantaranya meminta pembubaran parlemen untuk menentukan pemerintahan Takeshita melalui sebuah pemilu. Yang kini belum jelas: adakah Miyazawa bisa dituduh melanggar hukum untuk pelanggaran moral ini. Seiichi Okawa (Tokyo) & DP (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus