Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Blinken Desak Semua Pihak di Timur Tengah untuk Hentikan Eskalasi Konflik

Menlu AS Antony Blinken mengatakan gencatan senjata di Gaza merupakan kepentingan semua pihak, termasuk Israel dan Palestina.

1 Agustus 2024 | 20.40 WIB

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Gabungan GCC-AS.  Kemitraan Strategis untuk membahas krisis kemanusiaan yang dihadapi di Gaza, di Riyadh, Arab Saudi, 29 April 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein/Pool
Perbesar
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Gabungan GCC-AS. Kemitraan Strategis untuk membahas krisis kemanusiaan yang dihadapi di Gaza, di Riyadh, Arab Saudi, 29 April 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein/Pool

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendesak “semua pihak” di kawasan Timur Tengah untuk menghentikan “tindakan eskalasi” konflik dan mencapai gencatan senjata di Gaza, setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh.

Hamas mengumumkan bahwa Haniyeh tewas dibunuh dalam sebuah serangan di Teheran, Iran, tempat ia menghadiri pelantikan presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian pada Rabu, 31 Juli 2024. Kelompok Palestina itu menyalahkan Israel, namun Israel sejauh ini belum menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
 
Pembunuhan Haniyeh terjadi kurang dari 24 jam setelah komandan militer paling senior Hizbullah tewas dalam serangan Israel di ibu kota Lebanon, Beirut, sebagai balasan atas serangan roket mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
 
Berbicara di Ulaanbaatar, ibu kota Mongolia, Blinken memperingatkan Timur Tengah berada di jalur “menuju lebih banyak konflik, lebih banyak kekerasan, lebih banyak penderitaan, lebih banyak ketidakamanan”, dan sangat penting bagi dunia untuk memutus siklus tersebut. 
 
“Itu dimulai dengan gencatan senjata yang telah kami upayakan,” kata Blinken dalam konferensi pers bersama rekannya, Menteri Luar Negeri Mongolia Battsetseg Batmunkh, pada Kamis, 1 Agustus 2024.
 
Untuk mencapai gencatan senjata, kata Blinken, semua pihak harus berunding dan berhenti mengambil tindakan yang bersifat eskalatif. “Mereka juga harus mencari alasan untuk mencapai kesepakatan, bukan mencari alasan untuk menunda atau mengatakan tidak pada kesepakatan tersebut,” ujarnya, dikutip dari situs resmi Departemen Luar Negeri AS.
 
Ia menolak untuk berkomentar tentang dampak pembunuhan Haniyeh terhadap upaya mencapai gencatan senjata, yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar. Mengulangi ucapannya dalam sebuah wawancara dengan Channel News Asia pada Selasa lalu, ia mengatakan tidak dapat memprediksi dampak dari satu peristiwa terhadap apa yang akan terjadi selanjutnya.
 
“Namun, saya pikir gencatan senjata jelas merupakan kepentingan semua pihak. Itu demi kepentingan Israel; itu demi kepentingan Palestina. Itu demi kepentingan kawasan,” tuturnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nabiila Azzahra

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya ini menjadi reporter Tempo sejak 2023 dengan liputan isu internasional

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus