Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala kelompok tentara bayaran Grup Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin, mengatakan dalam sebuah video yang dipos, Selasa, 11 April 2023 bahwa pasukannya sekarang menguasai lebih dari 80% kota Bakhmut di Ukraina timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tentara Wagner telah memimpin upaya berbulan-bulan Rusia untuk merebut Bakhmut, dalam salah satu pertempuran paling berdarah dalam invasi 13 bulan ke Ukraina. Peperangan parit yang menggiling dan rentetan artileri yang terus-menerus telah menarik perbandingan dengan Perang Dunia Pertama karena banyaknya korban yang ditimbulkan di kedua sisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam sebuah video yang diterbitkan oleh seorang blogger militer Rusia di aplikasi pengiriman pesan Telegram, Prigozhin terlihat menunjukkan di peta wilayah bagaimana pasukannya melanjutkan pengepungan mereka di kota yang sekarang hancur, yang sebelum invasi Rusia berpopulasi sekitar 70.000 orang.
“Di Bakhmut, sebagian besar, lebih dari 80% sekarang berada di bawah kendali kami, termasuk seluruh pusat administrasi, pabrik, gudang, administrasi kota,” kata Prigozhin.
Dia menggunakan spidol merah untuk menyorot area kota yang relatif kecil dan sebagian besar pemukiman yang masih harus direbut oleh pasukan Rusia. "Di sana perang berlanjut," katanya.
Prigozhin sebelumnya telah membuat klaim tentang penguasaan Rusia atas kota pertambangan yang ternyata terlalu dini tetapi Ukraina telah mengakui situasi yang disebutnya "benteng Bakhmut" sekarang sangat sulit.
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan pekan lalu bahwa pasukan Rusia telah merebut tepi barat Sungai Bakhmutka, membahayakan rute pasokan utama Ukraina.
Kepala bagian provinsi Donetsk Ukraina yang dikuasai Rusia, Denis Pushilin, mengatakan selama kunjungan ke Bakhmut, Senin, bahwa pasukan Rusia sekarang menguasai sekitar 75% kota.
Rusia mengatakan penaklukan Bakhmut akan membuka kemungkinan serangan di masa depan di seluruh Ukraina, sementara Kyiv dan Barat mengatakan kota yang sekarang hancur hanya memiliki kepentingan simbolis.
Wilayah Donetsk yang sebagian besar berbahasa Rusia adalah salah satu dari empat wilayah yang diklaim Rusia telah dianeksasi dari Ukraina menyusul apa yang dikatakan Kyiv dan sekutu Baratnya sebagai referendum palsu.
REUTERS