Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bukan Teroris, Tapi Pianis

Ibrahim sousse, kepala perwakilan plo di paris juga seorang pianis. kalau palestina sudah menjadi negara yang merdeka, ia akan mencurahkan perhatiannya kepada musik. (ln)

8 Desember 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"BUAT saya piano dan politik saling mengisi," kata Ibrahim Sousse, Kepala Perwakilan PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) di Paris. Dia baru saja mengadakan pergelaran piano di Pusat Kebudayaan Rennes, dengan menampilkan karya Liszt, Chopin dan Debussy, serta sebuah sonata ciptaannya sendiri yang dia namakan Mythos Sisyphus. "Sejak kembali ke dunia musik saya merasa menemukan keseimbangan dan semakin dewasa," ujarnya lagi. Ibrahim Sousse lahir di Jerusalem tahun 1943. Ketika dia berusia 6 tahun keluarganya mengungsi ke Jordania. Mereka menetap di sebuah rumah yang ditinggalkan pemiliknya dan kemudian menjadi tempat penampungan pengungsi setelah terjadinya perang Arab-lsrael tahun 1948. Di tempat itulah Sousse menemukan sebuah piano tua. Setelah 3 tahun belajar sendiri dia berhasil menciptakan sebuah komposisi musik. Mengetahui bakat sang anak, orang tuanya mengirimkan Sousse ke sekolah musik di Munchen, Jerman Barat. Dan di situ dia pertama kali mendapatkan ijazah musik. Kemudian dengan beasiswa pemerintah Prancis, Sousse melanjutkan studinya (1961-1964) di Ecole Normale de Musique, Paris. "Anda harus jadi pianis terkemuka," kata Alfred Cortet, pendiri sekolah itu kepada Sousse ketika dia lulus sebagai juara di kelasnya. Tahun '65 dia kembali ke Jordania dan mendirikan sekolah musik di sana. Tapi karena tekanan terhadap bangsa Palestina begitu keras dia terpaksa membatalkan rencananya. Setahun kemudian dia melanjutkan lagi studinya di Akademi Musik London. Dan mendapat diploma pada tahun '68 di bawah bimbingan mendiang Cyril Smith. Dan sementara studi di London itu dia bahkan berhasil menciptakan sebuah simfoni yang diberi nama Image of an Exodus. Namun kekalahan Arab pada perang 1967 melawan Israel yang kemudian melahirkan gerakan Pembebasan Palestina membuat Sousse meninggalkan dunia musik untuk sementara. Tahun '68 dia bergabung dengan kelompok gerilya Al Fatah. Tapi sekali lagi dia dapat beasiswa dari pemerintah Prancis, untuk studi di Akademi Ilmu Politik pada tahun 1971. Selama masa kuliah dia terpilih sebagai Ketua Persatuan Mahasiswa Palestina. Ketika itu pulalah Sousse juga mulai menulis artikel untuk Le Monde, dan Le Monde Diplomatique. Sousse sekarang menetap di Paris bersama istrinya Monique, orang Prancis, dan dua anaknya -- Sami dan Mona. Mereka tinggal di sebuah flat yang sepanjang hari dikawal oleh anggota PLO yang berpakaian preman. Karena 2 kepala perwakilan PLO sebelum Sousse mati akibat pembunuhan. Yaitu Mahmoud Hamchari dan Ezzedine Kelak. Dan sejak Mei yang lalu dia menggunakan waktunya beberapa jam untuk berlatih kembali. "Sudah 11 tahun saya tak muncul di depan publik," katanya kepada wartawan Guardian yang berkunjung ke rumahnya. Suatu kesibukan yang luar biasa bagi Sousse November lalu adalah menghadapi interpiu yang diselenggarakan radio dan televisi dalam hubungan pergelaran piano yang diadakannya itu. Sementara itu dia juga harus muncul dalam dua siaran teve tentang 'potret Palestina'. Paling tidak pemunculannya ini semakin mengubah citra PLO yang selama ini selalu dikaitkan dengan sebutan 'kelompok teroris'. Apalagi aktivitas diplomasi PLO di negara-negara Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) semakin gencar. "Politik itu sendiri sebenarnya tak menarik saya," kata Sousse. "Kelak kalau sudah terbentuk negara Palestina yang merdeka, saya akan mencurahkan perhatian saya kepada musik."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus