Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Catalonia, Bergabung dengan Spanyol, Ditekan Militer, dan Merdeka

Di bawah pemerintahan militer Spanyol, Franciscus Franco, budaya dan identitas Catalonia ditekan dan simbol-simbonya dilarang di publik.

2 Oktober 2017 | 09.58 WIB

Seorang pria memainkan musik saat proses penghitungan suara referendum kemerdekaan Catalonia di Barcelona, 1 Oktober 2017. AP
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang pria memainkan musik saat proses penghitungan suara referendum kemerdekaan Catalonia di Barcelona, 1 Oktober 2017. AP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Catalonia merupakan salah satu wilayah yang berada di bawah pemerintahan Spanyol dengan ibukota Barcelona. Saat ini Catalonia dihuni sekitar 7 juta orang atau 15 persen dari seluruh populasi Spanyol. Sedangkan Barcelona dihuni sekitar 1,6 juta jiwa. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Barcelona menjadi tujuan wisata terbesar di Spanyol. Catalonia memang memiliki sejarah, budaya dan bahasa yang berbeda dibandingkan wilayah lainnya di Spanyol.

Baca: Hasil Referendum: Catalonia Merdeka dari Spanyol

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Merujuk pada catatan sejarah pada abad 12, Catalonia telah ada lebih dari 250 tahun sebelum bergabung dengan Spanyol. Spanyol berdiri sebagai negara pada abad 16.

Setelah bergabung dengan Spanyol, Catalonia mendapat otonomi politik yang lebih besar pada tahun 1931. Namun pada tahun 1939, kekuasaan Catalonia dicabut menyusul kemenangan kelompok Nasionalis Spanyol dalam perang Sipil.

Di bawah pemerintahan militer Francisco Franco pada tahun 1939 hingga 1975, budaya Catalonia yang disebut sebagai Catalan telah ditekan. Simbol-simbol atau identitas warga Catalan  seperti "Menara Manusia" telah dilarang dan para orang tua dipaksa untuk memberikan nama berbahasa Spanyol kepada anak-anak mereka.

Baca: Ratusan Ribu Warga Catalonia Tuntut Merdeka dari Spanyol 

Tak hanya simbol maupun identitas yang ditekan, bahasa Catalan juga dilarang digunakan. Hal ini diungkapkan oleh pengajar budaya Catalan di Universitas Edinburgh, Sergi Mainer.

"Di masa Franco, Catalan dilarang secara terbuka, penerbitan diawasi dengan sensorship, setelah di masa demokrasi bahasa resmi satu-satunya adalah Castilian. Terjadi tekanan di seluruh Spanyol, namun tekanan ekstras terasa di Catalonia," kata Mainer seperti dikutip dari Al Jazeera, 2 Oktober 2017.

Tahun 1975 bertepatan dengan kematian Franco, Catalanio kembali mendapatkan status otonominya dan hidup makmur.

Tahun 1979, Status Otonomi baru Catalonia diumumkan, dan parlemen Catalan dipulhkan. Pada 20 Maret 1980, sebanyak 135 anggota parlemen terpilih. Catalonia memiliki pasukan polisi sendiri dan kewenangannya untuk mengelola urusan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Baca: Ribuan Warga Spanyol Tolak Referendum Catalonia Merdeka

Selain itu, Catalonia diberi hak untuk melindungi identitasnya dengan memberlakukan kewajiban kepada guru, dokter, dan pekerja di sektor publik untuk menggunakan bahasa Catalan di tempat kerja.

Referendum untuk memerdekakan Catalonia dari Spanyol kemarin, bukan yang pertama kali terjadi. Tuntutan referendum sudah diupayakan beberapa tahun lalu.

Referendum dianggap sebagai jalan keluar dari berbagai tekanan yang dialami warga Catalan terkait dengan tekanan budaya dan ekonomi oleh Spanyol.

AL JAZEERA | MARIA RITA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus