Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cina Siapkan Vaksin Jadi Barang Publik Global

Korban meninggal akibat Covid-19 di dunia tembus 400 ribu orang, yang positif mendekati 7 juta.

8 Juni 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Cina akan menjadikan vaksin virus corona atau Covid-19 sebagai barang publik global.

  • Cina juga akan memperkuat kerja sama internasional dalam uji coba klinis vaksin Covid-19 di masa depan.

  • Pengembangan vaksin membutuhkan waktu panjang yang penuh dengan kesulitan dan ketidakpastian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEIJING - Cina akan menjadikan vaksin Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 sebagai barang publik global. Hal itu akan dilakukan begitu vaksin corona siap digunakan setelah hasil riset dan uji klinisnya berhasil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 Cina juga akan memperkuat kerja sama internasional dalam uji coba klinis vaksin Covid-19 di masa depan, sebelum membangun kolaborasi dalam pengembangan vaksin.

Menteri Sains dan Teknologi Cina, Wang Zhigang, mengatakan Cina bersedia mempromosikan kerja sama internasional dan akan menjadikannya produk publik global begitu vaksin berhasil diproduksi ke pasar. "Mengembangkan vaksin masih merupakan strategi mendasar dalam upaya kami untuk mengatasi virus corona," ujar Wang Zhigang dalam keterangan pers di Beijing, kemarin.

 Pengembangan vaksin membutuhkan waktu panjang yang penuh kesulitan dan ketidakpastian. Menteri Wang menyerukan peningkatan kerja sama internasional dalam masalah ini. Cina memastikan akan memprioritaskan sejumlah vaksin potensial yang terus dikembangkan. "Ketatnya pengembangan vaksin telah dibandingkan oleh beberapa ilmuwan dengan langkah-langkah yang tepat," kata Wang.

 Presiden Cina Xi Jinping pada Mei lalu di World Health Assembly atau Majelis Kesehatan Dunia, badan pengatur WHO, mengatakan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Cina akan menjadi "barang publik global" begitu siap digunakan. Hal itu juga akan menjadi kontribusi Cina untuk memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan dalam pengembangan vaksin itu sendiri.

 Pemerintah Cina mengatakan biaya medis untuk semua pasien corona di Cina mencapai 1,35 miliar yuan (US$ 191 juta) pada akhir Mei. Presiden Xi pada bulan lalu menjanjikan US$ 2 miliar sebagai dana dukungan untuk dua tahun ke depan guna membantu menangani Covid-19, terutama untuk membantu negara-negara berkembang.

 Vaksin masih merupakan metode yang paling efektif untuk mengatasi pandemi Covid-19, dan berbagai negara telah membuat sejumlah vaksin potensial dalam pengembangannya. Lima vaksin Covid-19 sejauh ini dilaporkan telah dikirim untuk uji klinis di Cina. Pada akhir pekan lalu, sebuah perusahaan produk biologi Cina di Guizhou mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh tim yang dipimpin ahli epidemiologi terkemuka Chen Wei diperkirakan akan siap diproduksi massal oleh perusahaan begitu tersedia.

Sejumlah negara terus mengembangkan vaksin. Sebanyak dua miliar dosis vaksin potensial sedang dikembangkan di Universitas Oxford. Vaksin ini sedang diproduksi oleh pembuat obat British AstraZeneca, dan sedang digarap oleh para peneliti dari Universitas Oxford.

 Pada Kamis lalu telah dicapai kesepakatan dengan Koalisi untuk Kesiapsiagaan Epidemi Inovasi (CEPI) dan Gavi Aliansi Vaksin. Perusahaan telah berkomitmen untuk memproduksi vaksin secara massal sebelum terbukti efektif, langkah tidak biasa yang dirancang untuk menekan jangka waktu yang lama dari produksi vaksin.

 Ihwal CEPI dan Gavi, keduanya adalah badan amal yang didukung oleh Bill dan Melinda Gates Foundation serta Organisasi Kesehatan Dunia. Perjanjian US$ 750 juta dengan CEPI dan Gavi akan mendukung pembuatan, pengadaan, dan distribusi untuk 300 juta dari 2 miliar dosis. "Kami bekerja tanpa lelah untuk menghormati komitmen kami untuk memastikan akses luas dan merata ke vaksin Oxford di seluruh dunia dan tanpa laba," ujar Kepala Eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot.

 Data terbaru secara global, jumlah kasus corona mencapai 7 juta. Reuters melaporkan, sekitar 30 persen dari kasus itu, atau 2 juta infeksi, terjadi di Amerika Serikat. Amerika Latin memiliki wabah terbesar kedua dengan lebih dari 15 persen kasus. "Secara global, kematian akibat virus corona mendekati 400 ribu," demikian data yang dilaporkan.

 Jumlah korban di Amerika Serikat mencapai seperempat dari total seluruh kematian, tapi kematian di Amerika Selatan meningkat dengan cepat. Amerika memiliki angka kematian tertinggi di dunia, hampir 110 ribu. Kematian di Brasil meningkat dengan cepat, dan negara itu bisa melampaui Inggris untuk memiliki jumlah kematian terbesar kedua di dunia. 

REUTERS | GLOBAL TIMES | SCIENCE ALERT | AL JAZEERRA 


Cina Siapkan Vaksin Jadi Barang Publik Global

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus