Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bersama Kardinal Sin, Corazon Aquino masih dipandang sebagai lambang hati nurani demokrasi Filipina. Ketika ia hadir di antara ratusan ribu demonstran menentang Estrada tiga pekan lalu, itu membuat masyarakat Filipina terasa mendapat dorongan moral. Tumpah-ruah massa sepanjang 10 kilometer di EDSA—Espana De Los Santos Avenue (jalan raya penghubung terbesar di Manila)—itu sendiri mengingatkan pada peristiwa tahun 1986, ketika ia memimpin revolusi penggulingan Marcos. Lima belas tahun silam itu, kepadanya TEMPO bertanya: "Apakah demonstrasi macam begini tidak membuat ekonomi Filipina lumpuh?" Ia menjawab tajam: "Pertanyaan Anda mencerminkan keraguan. Apakah Anda tidak percaya pembangkangan sipil (civil disobedience)? Mahatma Gandhi dulu juga bersikap demikian terhadap pemerintah Inggris."
Setelah tak lagi menjadi presiden, sepanjang tiga tahun ini Cory seolah kembali menjalankan tugas watch dog jalanan. Pada 1998, bersama Kardinal Sin, ia memimpin pawai massa, memprotes niat Fidel Ramos menjadi presiden kembali. Saat 1998 itu, masa jabatan Ramos telah habis, tapi Partai Lakas (Partai Kekuatan Rakyat)—partai Ramos—bersikeras untuk mempertahankan Ramos. Partai ini berusaha mengubah undang-undang Filipina, yang semenjak Aquino jadi presiden membatasi masa jabatan presiden hanya satu kali (enam tahun).
Kelompok Inisiatif Rakyat untuk Reformasi, Modernisasi, dan Aksi (PIRMA, People's Initiative for Reform, Modernization and Action), yang pro-Ramos, melakukan pengumpulan tanda tangan lima juta orang yang setuju perubahan undang-undang dan memperpanjang takhta Ramos sampai 2001. Untuk itulah Aquino memimpin gelombang tandingan demonstrasi sopir, mahasiswa, dan buruh melawan perubahan konstitusi itu. "Saya yakin, satu kali masa jabatan sudah cukup. Tak seorang pun menjadi sangat diperlukan di dunia ini," kata Aquino.
Dan kini kembali Cory turun ke jalan bersama-sama rakyat menuntut pengunduran diri sang mantan bintang film: Joseph Estrada. Ia menampik bahwa rakyat jelata menyokong pemerintahan Estrada. Kalangan bawahlah yang tetap menjadi arus utama demonstran. Tapi, dalam people's power II kali ini, ia tidak mau tampil banyak disorot pers karena—seperti dikatakannya kepada wartawan TEMPO Gita W. Laksmini—ia tak ingin menghalangi cahaya Gloria Macapagal-Arroyo, yang tengah bersinar. Berikut petilan perbincangannya dengan Gita W. Laksmini.
Bagaimana Anda membandingkan pemerintahan Joseph Estrada dengan pemerintahan Ferdinand Marcos? Marcos adalah diktator. Estrada terpilih sebagai presiden secara demokratis. Tetapi, terbukti kemudian bahwa Estrada mengkhianati kepercayaan masyarakat dan sumpahnya sendiri. Dia mempergunakan kekuasaannya untuk memperkaya keluarga dan kroni-kroninya sendiri. Keduanya sama-sama serakah. Hanya, Estrada menyalahgunakan jabatannya lebih cepat dari Marcos. Apakah hukum dan konstitusi di Filipina tidak bisa memaksakan impeachment, sehingga selalu memilih jalan people's power? Kami mulanya berharap Presiden, yang tertuduh terlibat kasus penyuapan atau kriminalitas lainnya, akan mundur karena perasaan malu. Tetapi, Estrada keras kepala terhadap tuntutan itu. Maka, saya pergi ke jemaah-jemaah gereja dan kampus untuk meminta berdoa agar negeri ini mendapat pencerahan. Saya ingin pengunduran diri Estrada masih dalam jalur konstitusi. Kami bersama-sama dengan amat sangat mengharapkan agar sidang pengadilan impeachment di Senat akan berlangsung jujur, tak memi-hak. Tapi, segalanya bisa kita lihat di televisi, itu tak terjadi. Jadi, menurut Anda, Estrada memang layak diturunkan dengan cara people's power? Ya, dia patut dijatuhkan oleh people's power. Sebagai bekas presiden, menurut Anda, apa kelemahan Estrada yang paling utama? Bagaimana Anda menilai moralitas Estrada? Estrada sama sekali tak bermoral, selain ia banyak bermain wanita, minum-minum, dan suka bergaya hidup mewah. Banyak bukti yang kita temukan kemudian. Ketika dia naik jadi presiden, sebetulnya kami memberi kesempatan kepadanya. Selama hari-hari terakhir kepemimpinan Estrada, dia mendapat dukungan yang dahsyat dari kalangan bawah, tapi gagal mendapat simpati kalangan kelas menengah dan elite. Bagaimana pendapat Anda? Saya tidak melihat adanya dukungan rakyat jelata yang begitu luar biasa terhadap Estrada seperti yang Anda sebut. Hampir kebanyakan dari mereka saya lihat justru sadar akan hal-hal gawat yang diperbuat Estrada. Saya melihat mereka ambil bagian dalam people's power di EDSA. Masyarakat Filipina sekarang dewasa secara politik. Tingkah laku penuh pesona Estrada tidak akan membutakan masyarakat untuk melihat dosa-dosa Estrada Presiden Gloria Macapagal-Arroyo menganggap Anda sebagai mentornya. Bagaimana hubungan Anda dengan Arroyo sebelum people's power II ini? Saya berteman dengan Presiden Gloria Macapagal-Arroyo. Kami sama-sama menjunjung tinggi nilai kehidupan keluarga dan integritas personal. Saya merasa terhormat dia menganggap saya sebagai mentornya Apa harapan Anda terhadap Gloria sebagai pemimpin baru Filipina? Saya berharap amat sangat agar pemerintahan Arroyo berjalan transparan dan jujur. Sekarang, apa kegiatan Anda? Terlihat Anda begitu memiliki perhatian pada masa depan demokrasi di Filipina, juga di ASEAN. Saya aktif dalam LSM Benigno S. Aquino Jr. Foundation, yang memiliki lembaga People's Power Institute. Kami memberi beasiswa kepada mahasiswa-mahasiwa yang kurang mampu.
Bagaimana Anda membandingkan pemerintahan Joseph Estrada dengan pemerintahan Ferdinand Marcos? Marcos adalah diktator. Estrada terpilih sebagai presiden secara demokratis. Tetapi, terbukti kemudian bahwa Estrada mengkhianati kepercayaan masyarakat dan sumpahnya sendiri. Dia mempergunakan kekuasaannya untuk memperkaya keluarga dan kroni-kroninya sendiri. Keduanya sama-sama serakah. Hanya, Estrada menyalahgunakan jabatannya lebih cepat dari Marcos. Apakah hukum dan konstitusi di Filipina tidak bisa memaksakan impeachment, sehingga selalu memilih jalan people's power? Kami mulanya berharap Presiden, yang tertuduh terlibat kasus penyuapan atau kriminalitas lainnya, akan mundur karena perasaan malu. Tetapi, Estrada keras kepala terhadap tuntutan itu. Maka, saya pergi ke jemaah-jemaah gereja dan kampus untuk meminta berdoa agar negeri ini mendapat pencerahan. Saya ingin pengunduran diri Estrada masih dalam jalur konstitusi. Kami bersama-sama dengan amat sangat mengharapkan agar sidang pengadilan impeachment di Senat akan berlangsung jujur, tak memi-hak. Tapi, segalanya bisa kita lihat di televisi, itu tak terjadi. Jadi, menurut Anda, Estrada memang layak diturunkan dengan cara people's power? Ya, dia patut dijatuhkan oleh people's power. Sebagai bekas presiden, menurut Anda, apa kelemahan Estrada yang paling utama? Bagaimana Anda menilai moralitas Estrada? Estrada sama sekali tak bermoral, selain ia banyak bermain wanita, minum-minum, dan suka bergaya hidup mewah. Banyak bukti yang kita temukan kemudian. Ketika dia naik jadi presiden, sebetulnya kami memberi kesempatan kepadanya. Selama hari-hari terakhir kepemimpinan Estrada, dia mendapat dukungan yang dahsyat dari kalangan bawah, tapi gagal mendapat simpati kalangan kelas menengah dan elite. Bagaimana pendapat Anda? Saya tidak melihat adanya dukungan rakyat jelata yang begitu luar biasa terhadap Estrada seperti yang Anda sebut. Hampir kebanyakan dari mereka saya lihat justru sadar akan hal-hal gawat yang diperbuat Estrada. Saya melihat mereka ambil bagian dalam people's power di EDSA. Masyarakat Filipina sekarang dewasa secara politik. Tingkah laku penuh pesona Estrada tidak akan membutakan masyarakat untuk melihat dosa-dosa Estrada Presiden Gloria Macapagal-Arroyo menganggap Anda sebagai mentornya. Bagaimana hubungan Anda dengan Arroyo sebelum people's power II ini? Saya berteman dengan Presiden Gloria Macapagal-Arroyo. Kami sama-sama menjunjung tinggi nilai kehidupan keluarga dan integritas personal. Saya merasa terhormat dia menganggap saya sebagai mentornya Apa harapan Anda terhadap Gloria sebagai pemimpin baru Filipina? Saya berharap amat sangat agar pemerintahan Arroyo berjalan transparan dan jujur. Sekarang, apa kegiatan Anda? Terlihat Anda begitu memiliki perhatian pada masa depan demokrasi di Filipina, juga di ASEAN. Saya aktif dalam LSM Benigno S. Aquino Jr. Foundation, yang memiliki lembaga People's Power Institute. Kami memberi beasiswa kepada mahasiswa-mahasiwa yang kurang mampu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo