Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Seoul - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terpaksa membatalkan kunjungan mendadak ke Zona Demiliterisasi atau DMZ yang membagi Korea Utara dan Selatan karena cuaca buruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, Trump jauh-jauh hari menyatakan tidak akan mengunjungi perbatasan paling sensitif dan berbahaya di dunia itu. Namun seorang sumber menyebutkan pada Rabu, 8 November 2017 presiden ke 45 Amerika Serikat itu mendadak ingin mengunjungi wilayah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti yang dilansir Channel News Asia pada 8 November 2017, kunjungan dadakan itu kemudian dibatalkan menyusul cuaca buruk. Pada pagi harinya, Trump meninggalkan hotelnya di Seoul menuju pangkalan militer Yongsan.
Seorang bocah berdiri di bawah sinar matahari di sebuah desa perbatasan di selatan Korean DMZ (Demilitarized Zone) di Incheon, Korea Selatan, 8 Januari 2016. Zona demiliterisasi merupakan sebuah perbatasan antara Korea Selatan dengan Korea Utara. REUTERS
Trump menjadi presiden pertama Amerika yang dalam beberapa dekade terakhir yang tidak mengunjungi DMZ saat berada di Korea Selatan.
Kunjungan yang disiapkan untuk menjadi kejutan Trump dalam rangkaian tur Asianya dikabarkan jurnalis yang menyertai presiden. Para jurnalis dipanggil lebih awal dari jadwal yang diatur pada Rabu dan sekretaris pers Sarah Huckabee Sanders mengatakan kepada mereka: "Ke sanalah kita pergi," sambil memegang sebuah buku catatan yang berisi huruf "DMZ".
Helikopter Trump Marine One lepas landas dari pangkalan Yongsan, namun terpaksa kembali. Mereka menunggu hampir satu jam agar kondisinya membaik, tapi cuaca semakin memburuk dan perjalanannya ditinggalkan.
Kim Jong Un beri panduan peluncuran roket di sektor Barat militer, Hwanghae, Korea Utara, 9 Juli 2014. Dua rudal kilat diluncurkan dekat dengan DMZ. (dailymail)
Sanders mengatakan Presiden Korea Selatan Moon Jae-In juga dijadwalkan untuk bergabung dengan Trump di DMZ, yang menurutnya akan menjadi "momen bersejarah" karena Presiden AS dan Korea Selatan pertama kali mengunjunginya bersama-sama.
"Upaya tersebut menunjukkan kuat dan pentingnya aliansi antara kedua negara," kata Sanders, yang ikut mendampingi Trump dalam kunjungan 12 hari ke Asia ini.
CHANNEL NEWS ASIA