Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

Pemilik waralaba Starbucks di Timur Tengah pada Selasa mengakui bahwa mereka telah mulai memecat sekitar 2.000 pekerja akibat boikot anti-Israel

7 Maret 2024 | 17.00 WIB

Seorang pekerja membersihkan jendela kedai kopi Starbucks dari Grafiti bertuliskan, "Boikot". yang dilakukan pengunjuk rasa selama demonstrasi mendukung warga Palestina, menuntut gencatan senjata segera di Gaza di Barcelona. Spanyol, 16 Desember 2023. REUTERS/Nacho Doce
material-symbols:fullscreenPerbesar
Seorang pekerja membersihkan jendela kedai kopi Starbucks dari Grafiti bertuliskan, "Boikot". yang dilakukan pengunjuk rasa selama demonstrasi mendukung warga Palestina, menuntut gencatan senjata segera di Gaza di Barcelona. Spanyol, 16 Desember 2023. REUTERS/Nacho Doce

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik waralaba Starbucks di Timur Tengah pada Selasa mengakui bahwa mereka telah mulai memecat sekitar 2.000 pekerja di kedai kopinya di seluruh wilayah tersebut. Langkah ini dilakukan setelah merek tersebut menjadi sasaran boikot selama genosida Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Alshaya Group yang berbasis di Kuwait, sebuah perusahaan swasta yang memegang hak waralaba untuk berbagai perusahaan Barat termasuk The Cheesecake Factory, H&M dan Shake Shack, mengeluarkan pernyataan yang mengakui pemecatan di lokasi mereka di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebagai akibat dari kondisi perdagangan yang terus menantang selama enam bulan terakhir, kami telah mengambil keputusan yang menyedihkan dan sangat sulit untuk mengurangi jumlah rekan kerja di gerai Starbucks MENA kami,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Alshaya kemudian membenarkan pihaknya memecat sekitar 2.000 karyawan, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters. Banyak pekerjanya di negara-negara Teluk Arab adalah pekerja asing yang berasal dari negara-negara Asia.

Alshaya menjalankan sekitar 1.900 cabang Starbucks di Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan Uni Emirat Arab. Perusahaan tersebut telah mempekerjakan lebih dari 19.000 staf, menurut perusahaan yang berbasis di Seattle. PHK ini mewakili lebih dari 10 persen stafnya.

Sejak awal perang pada 7 Oktober, Starbucks bersama sejumlah merek-merek Barat lainnya yang menjadi sasaran para aktivis pro-Palestina karena perang tersebut. Perusahaan ini menyebut apa yang digambarkannya sebagai “informasi palsu dan menyesatkan yang terus-menerus dibagikan tentang Starbucks” yang disebarkan secara online.

“Kami tidak punya agenda politik,” kata Starbucks. “Kami tidak menggunakan keuntungan kami untuk mendanai operasi pemerintah atau militer di mana pun – dan tidak pernah melakukannya.”

Kendati demikian pada Oktober, Starbucks menggugat Workers United, yang telah mengorganisir pekerja di setidaknya 370 toko Starbucks di AS atas pesan pro-Palestina yang diposting di akun media sosial serikat pekerja.

Starbucks mengatakan pihaknya berusaha membuat serikat pekerja tersebut berhenti menggunakan nama dan kemiripannya, karena postingan tersebut juga menuai protes dari para demonstran pro-Israel. Para pemboikot juga merasa perusahaan tersebut tidak memberikan dukungan yang memadai terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.

Pendapatan Starbucks naik 8 persen ke rekor US$9,43 miliar untuk periode Oktober hingga Desember. Namun angka tersebut lebih rendah dari perkiraan analis sebesar US$9,6 miliar, kemungkinan besar karena boikot aktivis.

Starbucks bukan satu-satunya merek yang menjadi sasaran para aktivis perang. Yang lain menyerukan boikot terhadap McDonald's setelah pemegang waralaba lokal di Israel mengumumkan pada Oktober bahwa mereka menyediakan makanan gratis kepada tentara Israel meski membantai 30.700 warga Palestina di Gaza, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.

CHANNEL NEWSASIA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus