Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris meminta Hamas untuk segera menyetujui gencatan senjata selama enam minggu pada Minggu, 3 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada saat yang sama, Harris juga mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pengiriman bantuan ke Gaza. Ia mengatakan orang-orang yang tidak bersalah menderita “bencana kemanusiaan.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari aljazeera.com, Harris mengatakan Israel harus berbuat lebih banyak untuk memungkinkan pengiriman bantuan, termasuk membuka penyeberangan perbatasan baru dan berkomitmen untuk tidak menerapkan terlalu banyak pembatasan.
“Masyarakat di Gaza kelaparan. Kondisinya tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak,” kata Harris dalam pidatonya memperingati penindasan kekerasan terhadap pengunjuk rasa hak-hak sipil oleh polisi di Selma, Alabama pada tanggal 7 Maret 1965.
Dikutip dari Reuters, pada hari Minggu, delegasi Hamas telah tiba di Kairo untuk membicarakan gencatan senjata. Namun, tidak jelas apakah ada kemajuan yang dicapai. Versi online surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Israel memboikot perundingan tersebut setelah Hamas menolak permintaannya untuk membuat daftar lengkap nama sandera yang masih hidup.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada Al Jazeera bahwa delegasinya berada di Kairo “untuk bertemu dengan saudara-saudara Mesir dan Qatar dan untuk menyampaikan visi gerakan tersebut. Apakah delegasi pendudukan tiba di Kairo atau tidak, itu bukan urusan kami,” katanya.
Pemerintah Amerika bersikeras bahwa kesepakatan gencatan senjata sudah dekat dan berupaya untuk menerapkan gencatan senjata pada awal Ramadhan, seminggu lagi. Seorang pejabat AS pada hari Sabtu mengatakan Israel telah menyetujui suatu kerangka kesepakatan.
Kesepakatan ini akan menghasilkan perpanjangan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut, yang sejauh ini telah berlangsung selama lima bulan dan hanya jeda selama seminggu pada bulan November. Puluhan sandera yang ditahan oleh militan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Menurut Al Jazeera, dua sumber keamanan Mesir mengatakan bahwa kedua pihak sepakat mengenai durasi gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan dan tahanan. Menurut sumber tersebut, penyelesaian kesepakatan masih memerlukan persetujuan mengenai penarikan pasukan Israel dari Gaza utara dan pemulangan penduduknya.
Baik Israel maupun Hamas telah mengajukan beberapa tuntutan di tengah meningkatnya tekanan dari AS untuk mencapai kesepakatan agar gencatan senjata mulai berlaku sebelum dimulainya Ramadhan, yang diperkirakan sekitar 10 atau 11 Maret.
Kerangka kerja yang dikutip oleh pejabat AS tersebut dapat menghasilkan perpanjangan gencatan senjata. Namun, hal ini tidak akan memenuhi tuntutan utama Hamas untuk mengakhiri perang secara permanen.
Dilansir dari palestinechronicle.com, Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 30,410 warga Palestina telah terbunuh, dan 71,700 lainnya terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober.
Selain itu, setidaknya 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza. Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian paling selatan yang padat penduduknya, dekat dengan perbatasan Mesir dan menjadi tempat pengungsian terbesar di Palestina.