Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Belasan orang ditangkap di Universitas Stanford di California, Amerika Serikat pada Rabu, 5 Juni 2024 setelah pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina membarikade diri di dalam kantor presiden universitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Insiden ini merupakan yang terbaru dalam gelombang unjuk rasa mahasiswa di AS yang memprotes serangan Israel di Jalur Gaza.
Sebanyak 13 mahasiswa ditangkap oleh Departemen Keamanan Publik Stanford (SUDPS) dan Kantor Sheriff County dan mereka akan segera diskors, menurut juru bicara kampus.
Sekitar sepuluh siswa memasuki gedung kantor administrasi sekitar pukul 05:30 pagi waktu setempat pada hari terakhir kelas untuk kuartal musim semi, menurut surat kabar mahasiswa The Stanford Daily. Sementara sekitar 50 siswa bergandengan tangan dan mengepung gedung sambil meneriakkan, “Palestina akan merdeka.”
Dalam sebuah unggahan di Instagram, kelompok Liberate Stanford mengatakan “kelompok mahasiswa otonom” telah menduduki kantor Presiden Universitas Stanford Richard Saller.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Para mahasiswa antara lain menuntut universitas untuk melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan serangan Israel di Gaza.
Polisi menggunakan linggis untuk memasuki gedung sekitar dua jam setelah demonstrasi dimulai, menurut Stanford Daily. Pihak universitas mengatakan satu orang petugas terluka dan gedung mengalami kerusakan ekstensif.
“Seorang petugas DPS terluka setelah didorong oleh pengunjuk rasa yang mengganggu kendaraan transportasi,” tulis juru bicara Dee Mostofi dalam pernyataannya kepada Stanford Daily.
Beberapa kelas di sekitar lokasi demonstrasi dipindahkan secara daring melalui Zoom. Seorang profesor menulis dalam surel yang diperoleh Stanford Daily bahwa mereka diminta untuk membuat kelas virtual karena peristiwa yang terjadi di kampus.
Jubir universitas menyampaikan bahwa ada konsekuensi bagi para pengunjuk rasa yang ditangkap. “Semua mahasiswa yang ditangkap akan langsung diskors, dan jika ada di antara mereka adalah senior, maka tidak diperbolehkan lulus,” tulis Mostofi.
Para mahasiswa yang ditangkap termasuk seorang reporter Stanford Daily, kata surat kabar kampus itu. “Seorang reporter Daily, yang hadir untuk meliput protes tersebut, termasuk di antara mereka yang ditahan,” tulisnya.
Dalam sebuah pernyataan, Saller dan rektor sekolah, Jenny Martinez, mengatakan mereka “terkejut dan sangat sedih” dengan tindakan para mahasiswa tersebut.
Di hari yang sama, pihak Stanford juga membubarkan perkemahan pro-Palestina yang telah berdiri di kampus sejak 25 April, bersamaan dengan demonstrasi pro-Israel yang menggunakan bendera Israel dan Amerika Serikat serta kursi-kursi kosong untuk melambangkan korban Hamas pada serangan 7 Oktober.
“Situasi di kampus kini telah melewati batas dari protes damai hingga tindakan yang mengancam keselamatan komunitas kita,” tulis pimpinan sekolah.
Ratusan mahasiswa AS telah ditangkap dalam beberapa bulan terakhir setelah melakukan demonstrasi, mendirikan perkemahan dan mengambil alih gedung untuk memprotes serangan Israel di Gaza.
Serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 36.586 orang dan melukai 83.074 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Lebih dari sebagian populasi Gaza telah menjadi pengungsi internal, dan mereka menghadapi bencana kelaparan di tengah sulitnya akses bantuan kemanusiaan.
Kampanye militer itu dilakukan setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang lainnya, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel.
Israel telah menduduki wilayah Palestina, termasuk Gaza yang diperintah oleh Hamas dan Tepi Barat yang diperintah oleh Otoritas Palestina (PA), sejak 1967. Kedua wilayah tersebut sebelumnya berada di bawah kuasa Yordania.
Pilihan Editor: Israel Serang Sekolah PBB di Gaza, 32 Tewas Termasuk Anak-anak
REUTERS | STANFORD DAILY