Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Deretan Maskapai yang Tangguhkan Penerbangan ke Timur Tengah

Eskalasi konflik di Timur Tengah akibat pembunuhan petinggi Hamas dan Hizbullah membuat banyak maskapai menangguhkan penerbangan ke wilayah itu.

14 Agustus 2024 | 09.31 WIB

Orang-orang berjalan di luar bandara internasional Beirut, di Beirut, Lebanon, 23 Juni 2024. Reuters
Perbesar
Orang-orang berjalan di luar bandara internasional Beirut, di Beirut, Lebanon, 23 Juni 2024. Reuters

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah telah mendorong maskapai penerbangan internasional untuk menangguhkan penerbangan ke wilayah tersebut atau menghindari ruang udara yang terdampak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di bawah ini adalah beberapa maskapai penerbangan yang telah menyesuaikan layanan dari dan ke wilayah tersebut:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aegean

Maskapai penerbangan Yunani ini membatalkan semua penerbangannya dari dan ke Beirut, Amman, dan Tel Aviv hingga 19 Agustus.

Air Algerie

Maskapai penerbangan Aljazair ini menghentikan sementara penerbangan dari dan ke Lebanon hingga pemberitahuan lebih lanjut.

AirBaltic

Maskapai Latvia, AirBaltic, membatalkan semua penerbangan dari dan ke Tel Aviv hingga 18 Agustus.

Air India

Maskapai penerbangan India ini menangguhkan penerbangan terjadwal dari dan ke Tel Aviv hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Air France-KLM

Air France memperpanjang penangguhan penerbangan antara Paris dan Beirut hingga 14 Agustus.

Anak perusahaannya berasal Belanda, KLM, membatalkan semua penerbangan dari dan ke Tel Aviv hingga 26 Oktober.

Unit berbiaya rendah Transavia membatalkan penerbangan dari dan ke Tel Aviv hingga 31 Maret 2025.

Cathay Pacific

Cathay Pacific yang berbasis di Hong Kong membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv hingga 27 Maret 2025.

Delta Air Lines

Maskapai AS ini memperpanjang penangguhan penerbangan antara New York dan Tel Aviv hingga 31 Agustus.

EasyJet

Maskapai penerbangan murah asal Inggris ini berhenti terbang dari dan ke Tel Aviv pada April dan akan melanjutkan penerbangannya pada 30 Maret 2025, kata seorang juru bicara.

Finnair

Maskapai penerbangan Finlandia ini tetap tidak menggunakan wilayah udara Iran untuk rutenya, yang dapat memperpanjang waktu penerbangan dari dan ke Doha.

ITA Airways

Maskapai penerbangan Italia, ITA Airways, memperpanjang penangguhan penerbangan dari dan ke Tel Aviv hingga 15 Agustus, demikian tulis maskapai tersebut di akun resmi X-nya.

Lufthansa Group

Grup maskapai penerbangan Jerman yang juga mencakup Swiss Air Lines dan Austrian Airlines memperpanjang penghindarannya terhadap wilayah udara Iran dan Irak dan mengatakan akan menangguhkan penerbangan dari dan ke Tel Aviv, Teheran, Beirut, Amman, dan kota Erbil, Irak, hingga 21 Agustus.

Ryanair

Maskapai penerbangan berbiaya hemat terbesar di Eropa ini membatalkan penerbangan dari dan ke Tel Aviv hingga 26 Agustus dengan alasan "pembatasan operasional".

SunExpress

Maskapai penerbangan SunExpress, perusahaan patungan antara Turkish Airlines dan Lufthansa, membatalkan semua penerbangan ke Beirut hingga 14 Agustus.

Singapore Airlines

Maskapai penerbangan Singapura ini berhenti terbang di atas wilayah udara Iran dan menggunakan rute alternatif.

TAROM

Maskapai penerbangan asal Rumania ini memperpanjang penangguhan penerbangan ke Tel Aviv, Amman, dan Beirut hingga 16 Agustus.

United Airlines

Maskapai yang berbasis di Chicago ini menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv untuk waktu yang belum ditentukan. Maskapai ini telah menangguhkan layanan harian antara Newark, New Jersey dan Tel Aviv pada 31 Juli dengan alasan keamanan.

Vueling

Maskapai penerbangan bertarif rendah asal Spanyol, Vueling, yang dimiliki oleh IAG, membatalkan semua penerbangan ke Tel Aviv dan Amman hingga 26 Oktober.

Peringatan Wilayah Udara Lebanon

Inggris menyarankan maskapai-maskapai penerbangan Inggris untuk tidak memasuki wilayah udara Lebanon dari tanggal 8 Agustus hingga 4 November dengan alasan "potensi risiko penerbangan dari aktivitas militer".

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus