Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Islamophobia semakin tinggi di Jerman sepanjang 2017. Namun sangat sedikit kejahatan anti-Islam yang berhasil dituntut ke jalur hukum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Catatan Kementerian Dalam Negeri Jerman seperti dikutip dari al-Jazeera pada Minggu, 4 Maret 2018, menyebut setidaknya ada 33 orang Islam yang terluka dalam serangan Islamophobia pada 2017, termasuk serangan yang terjadi pada perempuan berjilbab, masjid dan institusi-institusi Islam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Aksi anti-teror Muslim di Cologne, Jerman, 17 Juni 2017. REUTERS
Situs www.dw.com melansir insiden Islamophobia pada kuartal kedua 2017 terjadi sekitar 192 insiden. Penyerangan diantaranya berupa pengrusakan properti, hasutan kebencian, hasutan ras, penyerangan hingga caci-maki.
“Tidak seperti serangan ras pada pengungsi, tidak ada penurunan secara eksplisit pada serangan-serangan anti-Islam. Ini menyiratkan bahwa muslim di Jerman telah menjadi objek kebencian bagi ekstrimis sayap kanan. Teror dan kebencian harus selalu dikecam, siapapun yang melakukannya dan apapun alasannya. Negara dan masyarakat memiliki tugas untuk menangkal kejahatan kebencian semacam ini. Muslim di Jerman adalah bagian dari masyarakat kami. Orang-orang yang menyerang muslim sama dengan menyerang demokrasi kami,” kata Ulla Jelpke, anggota parlemen Jerman dari partai sayap kiri, seperti di kutip dari DW.
Tingginya insiden Islamophobia ini dan derasnya seruan dari komunitas-komunitas Islam agar diambil langkah-langkah serius, telah membuat pemerintah Jerman pada akhir Januari 2018 mendaftarkan kejahatan Islamophobia pada kategori khusus. Sebagian besar insiden yang terjadi dilakukan oleh pelaku dari kelompok sayap kanan Jerman.
Sayang, insiden Islamophobia di negara dengan perekonomian terbesar di Eropa itu, terus meningkat. Kondisi ini diperparah dengan imigran yang pada beberapa tahun terakhir membanjiri Jerman hingga memicu ketakutan atas krisis pengungsi.