Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Dilaporkan Hilang, Seleb TikTok Cina Ditemukan Termutilasi di Thailand

Polisi Thailand yakin sisa-sisa jasad yang ditemukan adalah milik TikTokers Cina berusia 38 tahun, Yan Ruimin.

15 Juli 2024 | 22.00 WIB

TikToker Cina, Yan Ruimin.  Xiaohongshu/Ruimi
Perbesar
TikToker Cina, Yan Ruimin. Xiaohongshu/Ruimi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jenazah seorang influencer media sosial TikTok asal Cina yang diyakini telah hilang selama hampir dua minggu di Thailand telah ditemukan. Jenazah Yan Ruimin, 38 tahun ditemukan dalam kondisi termutilasi. Polisi menambahkan seorang tersangka asal Cina telah meninggalkan negara tersebut, menurut laporan media Thailand.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hal ini terjadi setelah terjadinya beberapa penculikan di Thailand dan Filipina tahun ini, yang telah menimbulkan kekhawatiran di kedua negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Media lokal mengutip sumber-sumber kepolisian Thailand, yang mengatakan bahwa sisa-sisa jasad tersebut kemungkinan besar adalah milik Yan Ruimin, yang diyakini telah diculik saat mengunjungi negara tersebut sebagai turis.

Yan tiba di Thailand dari Malaysia pada 26 Juni. Dia dilaporkan hilang pada Jumat 12 Juli oleh seorang teman yang mengatakan bahwa dia terakhir kali mendengar kabar darinya pada 30 Juni. Sebelumnya, Yan telah berbicara tentang rencana mengunjungi provinsi selatan Phuket pada awal Juli.

Pada Sabtu lalu, tim forensik polisi menemukan mayat yang membusuk dan terpotong-potong di Chachoengsao, sekitar 50 kilometer sebelah timur Bangkok.

Tim pencari yang dipimpin oleh wakil kepala Biro Polisi Metropolitan Thailand (MPB), Noppasil Poolsawat, menemukan mayat tersebut di sebuah lokasi sepi dekat perumahan di Tambon Bang Phra di distrik Muang di provinsi timur.

Penyelidik sedang berkoordinasi dengan petugas forensik untuk melakukan tes DNA pada bagian tubuh tersebut dan secara resmi mengkonfirmasi identitasnya, menurut Bangkok Post.

Mereka juga sekarang sedang menginterogasi tersangka yang diidentifikasi dalam laporan media sebagai Ma Qingyan, seorang pria Cina berusia 32 tahun yang memasuki Thailand dari Singapura pada 30 Juni.

Menurut media lokal, dia diyakini bertemu dengan Yan pada 1 Juli, hari dimana perempuan itu diperkirakan dibunuh, di sekitar Soi Sukhumvit 12 di jantung kota Bangkok.

Mereka pergi ke alamat di jalan lain, Soi 16, dan tinggal di sana bersama sampai malam hari.

Belakangan, bukti polisi yang dirujuk di media lokal menunjukkan bahwa tersangka mengendarai mobil sewaannya keluar Bangkok, berhenti 12 kali di sepanjang jalan.

Perhentian terakhirnya, di dekat pusat kota Chachoengsao, adalah tempat dia diyakini tinggal selama sekitar satu jam sambil membakar dokumen dan puing-puing lainnya termasuk sebuah koper yang diyakini milik Yan.

Mayat Yan ditemukan sekitar 1 kilometer jauhnya. Ma mengembalikan mobil sewaannya pada 3 Juli dan segera meninggalkan negara itu menuju Hong Kong, lalu Makau.

Media lokal melaporkan bahwa polisi menemukan darah di kendaraan dan hotelnya di kota tersebut.

Antara tanggal 4 Juli dan 6 Juli, akun WeChat Pay Yan melakukan beberapa pembelian di Makau, meskipun tidak ada catatan dia meninggalkan Thailand, media regional melaporkan.

Noppasin mengindikasikan bahwa polisi kini berusaha menangkap tersangka dan dibawa kembali ke Thailand untuk diinterogasi, menurut Pemeriksa Thailand.

Salah satu kerabat Yan di Cina mengklaim menerima permintaan uang tebusan dari Ma sebesar 5 juta baht Thailand. Ini setelah sang kerabat mengunjungi kedutaan Cina di Thailand untuk meminta bantuan, dan tidak mendengar kabar dari Yan selama beberapa waktu.

Namun, pada Ahad, MG Noppasin meremehkan laporan yang menyatakan bahwa hilangnya Yan terkait dengan sindikat kejahatan. Ia justru menunjukkan adanya kebingungan dalam korespondensi mendiang influencer tersebut dengan keluarganya.

Yan juga aktif di platform media sosial Cina Xiaohongshu dengan nama "Ruiming", di mana ia tercatat berasal dari Shenzhen dan memiliki sekitar 11.000 pengikut.

Postingan terakhirnya di Xiaohongshu adalah tentang pestanya di Makau pada Mei.

Beberapa komentar teratas memberikan penghormatan. Salah satu komentar, yang mendapat 2.300 suka, menulis: "Beristirahatlah dengan damai. Beberapa orang Cina perantauan benar-benar tercela, mengincar 'rekan' mereka sendiri. Bagaimana mereka tega melakukan ini?"

Insiden ini memunculkan kembali sejumlah penculikan turis baru-baru ini di Thailand dan Filipina.

Pada Juni, polisi Thailand menemukan seorang wanita berusia 27 tahun dari Cina yang dikhawatirkan telah diculik di Thailand untuk mendapatkan uang tebusan sebesar 5 juta yuan di sebuah pusat perbelanjaan Bangkok.

Pada April, seorang pelajar Cina yang belajar di Australia dibujuk ke Thailand oleh geng penculik dan diselamatkan oleh polisi Thailand, setelah mendapat uang tebusan sebesar 8 juta yuan.

Akhir bulan lalu, seorang warga negara Cina dan seorang warga Amerika keturunan Cina yang dilaporkan melakukan perjalanan bisnis bersama di Filipina diculik dan dibunuh.

CNA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus