Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dinas rahasia yang masih kecolongan

Usaha pembunuhan terhadap presiden ronald reagan oleh john warnock hinckley. penembak itu pernah di tangkap ketika carter berkampanye. sejarah dan tugas dinas rahasia. (ln)

11 April 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Ronald Reagan baru saja mengecam tindakan kekerasan. Di depan sejumlah pimpinan Serikat Buruh, ia berkata "Semua ini membuat penduduk merasa tidak aman dan keluarga ketakutan di dalam rumahnya." Tak diduga, beberapa menit kemudian, Reagan menjadi korban. John Warnock Hinckley Jr, 25 tahun, menembak Reagan yang muncul dari pintu Hilton, Washington, sedang menuju mobilnya yang diparkir di depan hotel itu. Sekitar 100 orang berkumpul mengelu-elukan Reagan waktu itu, 30 Maret. Merupakan kebiasaan bagi Reagan menyambut elu-eluan itu dengan lambaian tangan. Di sebelahnya berjalan James Brady, Sekretaris Pers Gedung Putih. Sekitar 3 meter dari sebelah kiri Pres Amerika itu berkumpul para pengunjung yang bercampur dengan wartawan dan juru kamera televisi. Reagan yang hari Senin itu mengenakan setelan warna biru dengan sapu tangan putih sakunya tampak tersenyum. Sambil melambai Reagan terus berjalan menuju mobilnya. Tiba-tiba letusan peluru berdentam. Wanita menjerit. Kepanikan terjadi. Tiga orang tersungkur. Reagan langsung didorong masuk ke mobilnya oleh Jerry Parr, Kepala Dinas Rahasia Gedung Putih. Sementara itu agen Dinas Rahasi lainnya melompat ke arah penembak. Mereka rupanya tak mengalami kesulitan untuk membekuk Hinckley yang memang tidak berusaha melarikan diri. Hinckley yang berada di area yang disediakan untuk pers itu sempat melepaskan 6 peluru dari pistol kaliber 22. Reagan semula diduga kena tembakan langsung. Ternyata ia kena peluru yang terpental dari kaca anti peluru pada mobilnya. Peluru itu bersarang di dada sebelah kirinya, tidak jauh dari bagian vital yang bisa mematikan. Melalui operasi selama 3 jam di Rumah Sakit Universitas George Washington, Reagan berhasil diselamatkan. Dr Dennis S. O'Leary, Kepala Klinik di rumah sakit itu, mengatakan Reagan tidak mengalami operasi berat. "Peluru itu tidak mengenai hati atau jaringan pembuluh darahnya." Tapi keadaan James Brady jauh lebih buruk. Peluru bersarang di rongga kepalanya. Menurut ramalan dokter kesehatan Brady sulit untuk kembali normal. Sedang 2 anggota Dinas Rahasia hanya mengalami luka-luka yang tidak terlalu berat. Dari peristiwa itu masih belum jelas mengapa Hinckley bisa hadir bersama para wartawan dan juru kamera yang mempunyai tanda pengenal. Esok paginya, kolumnis Jack Anderson muncul di layar tv ABC dengan daftar nama 400 orang yang dianggap berbahaya dan selalu harus disingkirkan dari tempat yang akan dikunjungi presiden. "Di dalam daftar yang disusun komputer ini memang ada 3 nama Hinckley, tapi nama John Warnock Hinckley tidak ada," kata Anderson. Hal ini rupanya penting bagi Anderson, karena pernah Hinckley tertangkap di Pelabuhan Udara Nashville, Tennessee, ketika kedapatan membawa 3 pistol. Pada hari (9 Oktober '80) yang bersamaan Presiden Jimmy Carter mengadakan kampanye pemilu di kota itu. Hinckley dibebaskan setelah membayar uang jaminan sebesar US$ 62,50 kepada pengadilan di Nashville. Tapi kejadian itu "tidak pernah dilaporkan kepada kami," kata Jack Warner, juru bicara Dinas Rahasia. Kisah dari Nasville mengingatkan orang pada tragedi pembunuhan Presiden John Kennedy, 20 November 1963. Beberapa hari sebelum penembakan yang mematikan itu terjadi, Lee Harvy Oswald -- orang yang sejak lama diawasi -- mendatangi Kantor Polisi Dallas dengan sebuah ancaman. Perbuatan Oswald ini seharusnya bisa dipergunakan oleh alat keamanan untuk mencegah kematian Kennedy. Tapi polisi yang mempersiapkan penjagaan keamanan bagi kedatangan rombongan presiden tidak melaporkan nama Oswald kepada Dinas Rahasia yang mengawal Kennedy. Dan akibatnya fatal. "Dinas Rahasia kekurangan tenaga dan fasilitas untuk mengimbangi semakin rumitnya usaha mengamankan presiden," begitu antara lain kesimpulan studi Komisi Warren yang menyelidiki tragedi kematian Kennedy. Akibat studi Komisi Warren itu, Dinas Rahasia -- dibentuk atas persetujuan Presiden Abraham Lincoln, 5 Juli 1865 -- mendapat tarmbahan tenaga dan biaya berlipat ganda. Ironisnya, dengan semua tenaga tambahan yang terlatih, biaya yang berlimpah serta fasilitas yang super modern, Dinas Rahasia tidak mampu mencegah Hinckley melakukan niatnya. Penembak ini yang berasal Evergreen, Colorado, malah mempersiapkan diri di Hotel Park Central yang persis berseberangan dengan Markas Dinas Rahasia. "Kalau presiden bisa dipisahkan dari orang banyak, tentu mudah menawarnya. Tapi persoalan ialah Presiden Reagan, seorang politikus, selalu ingin dekat dengan orang banyak," kata Donald Reagan, Menteri Keuangan yang juga membawahi Dinas Rahasia FBI. Pembelaan Regan ini tentu saja tidak memuaskan mereka yang tahu sejarah dan tugas Dinas Rahasia itu. Sebagai pasukan khusus, Dinas Rahasia ini mula-mula dipersiapkan untuk menghadapi pemalsu uang dan penyelundup pajak. Itulah sebabnya badan ini berada di bawah Departemen Keuangan. Setelah terjadi pembunuhan terhadap Presiden Lincoln dan Presiden McKinly serta percobaan pembunuhan terhadap Presiden Garfield, mulai terpikirkan perlunya dibentuk pengawal presiden. Dan tahun 1901, Dinas Rahasia sekaligus ditugaskan mengawal keselamatan presiden dan keluarganya. Tugas ini kemudian berkembang. Dinas Rahasia juga menjaga keselamatan tokoh penting, termasuk bekas presiden dan tamu negara. Begitu tersiar berita percobaan pembunuhan terhadap Reagan, Dinas Rahasia dengan cepat mengirimkan agennya mengawal Senator Edward Kennedy. Mereka rupanya khawatir bahwa senator ini akan terbunuh seperti dua saudaranya, yaitu John dan Robert Kennedy. Menjadi anggota Dinas Rahasia sebenarnya tidak mudah. Ia harus memiliki ijazah minimal sarjana muda. Diutamakan mereka yang mendapat angka rata-rata B serta telah menyelesaikan studi mengenai Ilmu Kepolisian dan Kriminolgy. Setelah lulus ujian pegawai negeri, mereka mendapat latihan menggunakan senjata, mengamati jalannya pengadilan dan proses pemeriksaan polisi, serta latihan di Departemen Keuangan selama 7 minggu. Jika lulus lagi, barulah mereka memasuki Sekolah Dinas Rahasia selama 3 bulan. Selama di sekolah ini mereka mempelajari antara lain cara menyelidiki pemalsuan uang, pengawalan serta pengamanan tokoh penting. Di sini pula mereka dilatih bertempur secara individual, dengan segala macam senjata. Mereka juga dilatih menghadapi orang yang mentalnya sakit dan mengendarai berbagai kendaraan. Pelajaran yang tak kurang pentingnya adalah mengenali orang dari fotonya. Maka banyak orang percaya, jika foto Hinckley ada di tangan Dinas Rahasia, usahanya membunuh Reagan mungkin bisa dicegah. Sedang Hinckley diduga pula sakit jiwa. Sebelum menembak Reagan, Hinckley meninggalkan sepucuk surat, yang belum diposkan, di kamar di Hotel Park Central. Dalam suratnya yang ditujukan kepada bintang film Jodie Foster, ia menulis, "Saya sudah membunuh presiden." Rompi Anti Peluru Hinckley mengagumi Jodie Foster, 18 tahun, yang berperan sebagai pelacur muda dalam film Taxi Driver. Banyak dugaan bahwa maksud Hinckley membunuh Reagan adalah untuk menarik perhatian Foster. Kegilaannya terhadap Foster memang luar biasa. Menurut sumber yang dekat dengan kepolisian, salah satu surat Hinckley kepada Foster juga menyebutkan, "jika kau tidak mencintai saya, saya akan membunuh presiden." Orang tua Hinckley yang makmur, berdiam di sebuah rumah besar dan bertingkat di Evergreen, Colorado, mengakui bahwa anaknya dalam perawatan dokter syaraf. "Bagaimanapun kami mencintainya dan akan membelanya," kata Hinckley Sr. Dua minggu sebelum terjadinya penembakan itu ia meminta para anggota World Vision International -- organisasi dana bantuan Kristen -- untuk mendoakan anaknya. Hinckley akan dihadapkan ke Pengadilan Tinggi (Grand Jury) setelah selesai pemeriksaan kejiwaan. Ia kini ditahan di Pangka,an Marinir di Quantico, Virginia. Sama sekali ia tidak punya motif politik. Dan Reagan berangsur sembuh, menurut dokter yang merawatnya. Ia sudah mulai melucu dan tertawa-tawa. Tapi apakah pengawalannya akan lebih diperketat? Dinas Rahasia mungkin akan meminta Presiden Reagan agar menggunakan rompi anti-peluru bila ia bermaksud muncul di depan umum. Hal ini dikemukakan H. Stuart Knight, Kepala Dinas Rahasia, dalam suatu pertemuan dengan Congress pekan lalu. Maukah Reagan? Sebelum terjadi peristiwa ini, kata Knight, tak ada sama sekali dalam pikiran Dinas Rahasia untuk mengusulkan pemakaian rompi anti-peluru itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus