Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Catalonia, Carles Puigdemont menegaskan dirinya akan mendeklarasi kemerdekaan Catalonia secara sepihak jika Spanyol tetap menolak hasil referendum. Kemarin, hasil referendum dibawa ke parlemen daerah untuk mendapat persetujuan sebelum kemerdekaan Catalonia dideklarasikan.
Puigdemont juga meminta Komisi Eropa, badan eksekutif Uni Eropa, untuk mendorong mediasi internasional dengan terjadinya perselisihan internal Spanyol atas hasil referendum yang 90 persen suara memilih Catalonia merdeka.
Baca: 3 Alasan Utama Catalonia Merdeka dari Spanyol
Seperti yang dilansir New York Times pada 2 Oktober 2017,warga Catalonia akan melakukan aksi demontrasi besar-besaran hari ini, 3 Oktober 2017, walaupun tidak jelas seberapa luas dukungannya. Aksi itu sebagai bentuk protes terhadap kekerasan oleh pemerintah Spanyol dan dukungan terhadap kemerdekaan Catalonia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pada Minggu, 1 Oktober 2017, pemerintah Catalonia mengumumkan bahwa 90 persen dari hampir 2,3 juta pemilih telah memberikan suara untuk kemerdekaan. Namun menurut pemerintah Spanyol, jumlah referendum tidak dapat diverifikasi secara independen, register pemungutan suara yang digunakan didasarkan pada sensus yang validitasnya diperdebatkan, dan yang terpenting, pengadilan konstitusional meminta penangguhan referendum.
Menteri Kehakiman Spanyol Rafael Catalá, telah memperingatkan bahwa pemerintah pusat di Madrid siap untuk menggunakan kekuatan daruratnya untuk mencegah deklarasi kemerdekaan Catalonia sepihak. Di bawah hukum Spanyol, pemerintah dapat menangguhkan Puigdemont dari jabatannya, dan mengendalikan administrasi Catalonia secara penuh.
Baca: Perkenalkan, Carles Puigdemont Tokoh Kunci Kemerdekaan Catalonia
Catalonia merupakan salah satu wilayah yang berada di bawah pemerintahan Spanyol dengan ibukota Barcelona. Saat ini Catalonia dihuni sekitar 7 juta orang atau 15 persen dari seluruh populasi Spanyol.
Referendum untuk memerdekakan Catalonia dari Spanyol kemarin, bukan yang pertama kali terjadi. Tuntutan referendum sudah diupayakan beberapa tahun lalu. Referendum dianggap sebagai jalan keluar dari berbagai tekanan yang dialami warga Catalan terkait dengan tekanan budaya dan ekonomi oleh Spanyol.
NEW YORK TIMES|YON DEMA