Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dua Bersaudara Anak Pengusaha Kaya Ledakkan Bom di Sri Lanka

Dua bersaudara anak pengusaha kaya sudah menyatakan setia ke ISIS, melakukan bom bunuh diri di dua hotel di Sri Lanka pada hari Minggu lalu.

24 April 2019 | 15.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku bom bunuh diri di hotel Shangri-La dan Cinnamon Grand merupakan dua bersaudara yang sudah menyatakan setia ke  ISIS. Keduanya merupakan anak dari pengusaha rempah terkenal di Sri Lanka yang dikenal dekat dengan kalangan elit negara itu, Mohammed Yusuf Ibrahim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Imsath Ahmed Ibrahim, 33 tahun dan Ilham Ahmed Ibrahim, nama kedua bersaudara pada hari Minggu, 21 April 2019 meninggalkan rumah mewah mereka bertingkat tiga di kawasan Dematagoda menuju hotel Shangri-La dan Cinnamon Grand. Saat itu para tamu hotel tengah antri untuk menikmati sarapan ala buffet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini


Keduanya membawa tas berisi bahan peledak masuk ke dalam hotel. Mengutip Firstpost, keduanya meledakkan bom hanya beberapa saat setibanya di ruang sarapan kedua hotel.

Sementara seorang lainnya melakukan hal serupa dengan kedua bersaudara itu di dekat hotel Kingsbury. Dan satu pelaku bom bunuh diri lainnya meledakkan bom tak jauh dari hotel Shangri-La.

Polisi Sri Lanka telah memeriksa Ibrahim mengenai tindakan bom bunuh diri anak sulung dan anak keduanya dan aktivitasnya sebagai anggota ISIS.

Selain memeriksa Ibrahim, polisi juga memeriksa anak ketiganya bernama Ijas Ahmed Ibrahim, 30 tahun untuk mencari tahu apa yang diketahuinya tentang kedua saudaranya.

Seorang wanita bereaksi di samping peti mati saat pemakaman massal para korban ledakan bom Hari Paskah, di sebuah pemakaman di dekat Gereja St. Sebastian di Negombo, Sri Lanka, Selasa, 23 April 2019. REUTERS/Athit Perawongmetha

 

Dari anak bungsu Ibrahim, Ismail Ahmed Ibrahim yang buron, para penyelidik berharap akan mendapatkan informasi tentang kamp pelatihan ISIS untuk penyerangan Paskah di tempat yang terpencil di Wanatahwilluwa, termasuk motif dan jaringan internasional yang terlibat dalam teror berdarah di Sri Lanka.

Ismail Ibrahim dan beberapa pria lainnya dilatih di Wanathawilluwa untuk melakukan penyerangan dan menghancurkan kuil Budha dan salib di gereja tahun lalu. Dan di bulan Maret, mereka membunuh Mohamed Razak Taslim, pengkritik vokal ISIS dan bekerja sebagai sekretaris menteri.

Informasi berisikan peringatan akan terjadi serangan teroris sudah dikeluarkan aparat kepolisian Sri Lanka kurang dari 10 hari sebelumn 21 April 2019.

Polisi Sri Lanka telah menyebarkan informasi dari Badan riset India, Researc and Analysis Wing atau RAW tentang akan terjadi serangan bunuh diri terhadap gereja-gereja Katolik dan Komisi Tinggi India.

Sejumlah warga Sri Lanka merupakan pendukung ISIS. Sedikitnya 36 warga Sri Lanka berangkat ke Suriah bergabung dengan ISIS. Mereka saling berkomunikasi dengan chat online yang terenkripsi.

Para milisi ISIS Sri Lanka diyakini membangun kontak dengan milisi ISIS di Bangladesh dan Maladewa.

"Sel ini terinspirasi ISIS dan pesan-pesannya," kata intelijen India.

Teror bom dan bom bunuh diri mengguncang 3 gereja dan 3 hotel di Sri Lanka pada hari Minggu Paskah, 21 April 2019. Jumlah korban tewas mencapai 359 orang dan lebih dari 500 orang terluka.

ISIS mengklaim bertanggung jawab atas teror bom bunuh diri di Sri Lanka sebagai balasan atas aksi teror berdarah di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret 2019.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus