Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu, 5 Mei 2024, mengutuk penutupan gerbang utama sejumlah universitas papan atas di Prancis buntut dari gelombang unjuk rasa mahasiswa pro-Palestina atas serangan ke Gaza. Dalam unjuk rasa dengan surat kabar La Tribune Dimanche dan La Provence dailies, Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Demonstran mahasiswa menuduh Paris telah bersikap munafik terkait perang Gaza sehingga mereka pun melanjutkan unjuk rasa. Presiden Macron meyakinkan sah-sah saja anak-anak muda mengutarakan pendapat atas kejadian di dunia saat ini dan mendiskusikannya. Macron pun meminta aparat keamanan agar tak ragu melakukan evakuasi pada unjuk rasa mahasiswa jika pihak universitas meminta melakukan hal itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Unjuk rasa pro-Palestina bukan hanya terjadi di Amerika Serikat, namun dukungan juga diberikan mahasiswa di beberapa universitas di Prancis. Mahasiswa di Universitas Science Po yakni salah satu universitas favorit di Prancis, mengkoordinir unjuk rasa terkait situasi terkini di Gaza dan menyebarkan pesan solidaritas untuk bangsa Palestina.
Universitas Science Po telah menghasilkan politikus – politikus dan tokoh berpengaruh di Prancis. Kampus ini berlokasi di Ibu Kota Paris dan beberapa di kota lain di Prancis. Untuk bisa kuliah di sini, calon mahasiswa harus mengikuti ujian khusus.
Unjuk rasa mahasiswa pro-Palestina juga terjadi di Universitas Sorbonne Prancis. Protes ini sebagai bentuk dukungan pada Palestina. Israel telah melancarkan serangan mematikan ke Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas, yang diklaim Israel menewaskan 1.200 orang. Akan tetapi Haaretz mewartakan sejumlah helikopter dan tank militer Israel menembaki 1.139 tentara dan warga sipilnya sendiri yang kemudian diklaim Israel dibunuh Hamas.
Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 34.600 warga Palestina dan melukai 77 ribu orang. Bukan hanya itu, serangan Israel juga telah menyebabkan kehancuran besar-besaran dan kekurangan bahan pokok di wilayah Palestina.
Perang Gaza sudah berkecamuk lebih dari enam bulan meninggalkan Gaza tinggal puing-puing, mendesak 85 persen populasinya kehilangan tempat tinggal. PBB menjelaskan warga Gaza diblokade sehingga tak bisa mendapatkan bahan pangan, air bersih dan obat-obatan.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor:Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini