Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MANILA – Sejumlah sekolah dan kegiatan bisnis di ibu kota Filipina, Manila, kemarin ditutup untuk sementara setelah Gunung Taal mengalami erupsi dengan menyemburkan awan dan abu. Operasi penerbangan di bandara internasional Manila sebagian dilanjutkan, meski setidaknya 240 penerbangan terpaksa ditunda. Seismolog memperingatkan bahwa letusan bisa terjadi kapan saja dan berpotensi memicu tsunami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kecepatan eskalasi aktivitas vulkanik Taal mengejutkan kami," Maria Antonia Bornas, Kepala Penelitian Sains di Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina, kemarin. "Kami mendeteksi magma. Masih dalam, belum mencapai permukaan. Kami memperkirakan letusan berbahaya bisa terjadi kapan saja."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ribuan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka di sekitar Taal. Gunung Taal memuntahkan abu di hari kedua dari kawahnya di tengah danau, sekitar 70 km selatan Kota Manila, kemarin. Lebih dari 16 ribu orang dievakuasi dari pulau vulkanik dan daerah sekitarnya-tempat wisata yang populer. Puluhan kasus tremor membuat penduduk gelisah.
Otoritas setempat memperingatkan bahwa letusan bisa menimbulkan gelombang tsunami ke seberang danau. Tapi sejumlah turis malah mengabaikan situasi berbahaya itu dan berjalan-jalan untuk mendapatkan foto dan tampilan yang menarik. "Ini pengalaman sekali seumur hidup bagi kami," ujar Benny Borenstein, turis asal Israel, kepada Reuters ketika mengambil foto Gunung Taal dari lokasi yang dianggap bagus di Kota Tagaytay, sekitar 32 kilometer dari gunung itu.
Di Kota Talisay, Provinsi Batangas, yang berdekatan dengan lokasi Gunung Taal, Wakil Gubernur Mark Leviste mengatakan hujan berubah menjadi lumpur. Diperlukan truk untuk mengevakuasi lebih banyak orang dari komunitas terpencil. "Kami membutuhkan air yang layak untuk diminum. Kami membutuhkan masker wajah."
Masker terjual dengan cepat setelah penduduk Manila disarankan untuk memakainya jika keluar rumah. Beberapa orang memakai sapu tangan untuk menutupi wajah saat mereka menghirup udara yang tercemar bau belerang. Jalan-jalan yang biasanya padat oleh lalu lintas kini sebagian besar kosong di kota berpenduduk 13 juta orang itu.
Taal merupakan gunung berapi paling aktif kedua di Filipina. Taal meletus lebih dari 30 kali dalam lima abad terakhir, paling baru pada 1977. Sebuah letusan pada 1911 menewaskan 1.500 orang dan 1.754 orang bertahan selama beberapa bulan.
Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs), melalui Kepala Divisi Pemantauan dan Prediksi Letusan Gunung Berapi Mariton Bornas, mengatakan kemarin bahwa Gunung Api Taal tetap pada tingkat siaga 4 yang berarti bahwa "letusan eksplosif yang berbahaya dapat terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari". "Aktivitas erupsi Taal bisa berlangsung dari 3 hari hingga 7 bulan," demikian keterangan Phivolcs.
Adapun Kedutaan Besar Indonesia di Manila bersiap mengantisipasi hingga mengevakuasi warga Indonesia di Manila. Kedutaan mengimbau warga Indonesia agar mengikuti arahan yang disampaikan otoritas setempat. "Untuk permintaan evakuasi saat ini bisa disampaikan kepada Local Government Unit, landline 0464143776 atau mobile 09173295834 dengan Catherine," demikian keterangan KBRI Manila lewat laman Facebook resmi, kemarin. REUTERS | BBC | MANILA BULLETIN | SUKMA LOPPIES
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo