Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore

17 April 2024 | 18.30 WIB

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
Perbesar
Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Musibah ambrolnya jembatan Francis Scott Key atau yang dikenal dengan nama Jembatan Baltimore ini dipicu karena tertabrak kapal kargo pada Selasa 26 Maret sekitar pukul 1.30 dini hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kapal bernama Dili ini bertolak dari pelabuhan Baltimore, Amerika Serikat menuju Sri Lanka. Karena listrik padam, akibatnya kapal dengan bendera Singapura ini mogok dan menabrak tiang penyangga jembatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bagian jembatan sepanjang 2.57 kilometer lalu ambruk dan langsung tercebur ke dalam air hingga membuat kendaraan dan orang-orang yang sedang berada di jembatan ikut tercebur ke dalam air. Tim penyelamat berhasil menarik dua orang dalam keadaaan hidup, di mana satu orang lainnya dirawat di rumah sakit. Ada enam orang dalam daftar korban hilang, yang saat kejadian sedang mengerjakan perbaikan lubang-lubang pada jembatan.     

Dikutip dari Reuters, kasus ini terus diselidiki Biro Investasi Federal atau FBI. Mereka mengatakan bahwa pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore. Begini cara FBI menyelidikinya.

Juru bicara FBI hanya menyampaikan bahwa agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan. Tidak ada informasi lebih lanjut dari itu.  

Jenazah korban keempat ditemukan pada Senin setelah penyelam melihat apa yang mereka yakini sebagai kendaraan konstruksi yang hilang, di dalamnya mereka menemukan jenazah tersebut, kata Komando Terpadu Jembatan Kunci dalam sebuah pernyataan. Rincian seputar identitas korban tidak dipublikasikan atas permintaan keluarga.

Investigasi atas keruntuhan kapal tersebut sebagian besar akan fokus pada apakah awak kapal Dali meninggalkan pelabuhan karena mengetahui kapal barang tersebut mengalami masalah serius dengan sistemnya, Washington Post melaporkan sebelumnya.

Penyelidik keselamatan telah menemukan perekam kotak hitam kapal yang menyediakan data tentang posisi, kecepatan, arah, radar, dan komunikasi audio dan radio jembatan, serta alarm.

Kota Baltimore mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menyewa dua firma hukum, DiCello Levitt dan Saltz Mongeluzzi Bendesky Trial Lawyers karena mereka mempertimbangkan litigasi terhadap pemilik, penyewa dan operator kapal.

Pemilik terdaftar kapal berbendera Singapura tersebut adalah Grace Ocean Pte Ltd. Synergy Marine Group mengelola kapal tersebut dan Maersk (MAERSKb.CO) membuka tab barumencarter kapal tersebut.

Kepala Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS secara terpisah mengatakan kepada Kongres pekan lalu bahwa para penyelidiknya telah mewawancarai personel penting kapal kargo sebagai bagian dari penyelidikannya.

Pekerjaan untuk membersihkan reruntuhan dan memulihkan lalu lintas melalui jalur pelayaran pelabuhan Baltimore terus berlanjut.

Penggantian jembatan tersebut kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun, namun pihak berwenang telah membuka dua saluran sementara untuk memungkinkan beberapa kapal berdrainase dangkal untuk bergerak di sekitar kapal kontainer yang rusak. Korps Insinyur Angkatan Darat AS mengatakan dua minggu lalu bahwa mereka memperkirakan akan membuka saluran baru ke Pelabuhan Baltimore pada akhir April.

Ketika kecelakaan itu terjadi, Dali sedang meninggalkan Baltimore dalam perjalanan ke Kolombo, Sri Lanka, dengan 21 awak, ditambah dua pilot untuk memandunya keluar dari pelabuhan.

Kapal yang sama juga terlibat dalam insiden di pelabuhan Antwerp, Belgia, pada tahun 2016, ketika kapal tersebut menabrak dermaga saat mencoba keluar dari terminal peti kemas Laut Utara.

Inspeksi pada bulan Juni 2023 yang dilakukan di San Antonio, Chili, menemukan bahwa kapal tersebut memiliki kekurangan pada mesin penggerak dan mesin bantu, menurut data di situs publik Equasis, yang menyediakan informasi tentang kapal.

Menurut Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura, kapal tersebut lolos inspeksi pelabuhan asing pada bulan Juni dan September tahun lalu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus