Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI mengumumkan pada Selasa sedang menyelidiki dugaan kebocoran dokumen rahasia intelijen AS tentang rencana Israel melakukan serangan balasan terhadap Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iran telah bersiap untuk memberikan tanggapan sejak negara itu melepaskan hampir 200 rudal balistik ke Israel pada 1 Oktober. Ini sebagai pembalasan atas pembunuhan tokoh-tokoh senior Hamas dan Hizbullah yang didukung Teheran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokumen rahasia tersebut, yang diedarkan di aplikasi Telegram pekan lalu oleh sebuah akun bernama Middle East Spectator, menggambarkan persiapan Israel untuk kemungkinan serangan – namun tidak mengidentifikasi target sebenarnya.
“FBI sedang menyelidiki dugaan kebocoran dokumen rahasia dan bekerja sama dengan mitra kami di Departemen Pertahanan dan Komunitas Intelijen,” kata FBI dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan pada Senin bahwa pihak berwenang AS tidak mengetahui apakah dokumen tersebut telah dibocorkan atau diretas.
“Kami tidak begitu yakin bagaimana dokumen-dokumen ini bisa sampai ke domain publik,” kata Kirby, seraya menambahkan bahwa kebocoran seperti itu “tidak dapat diterima.”
Presiden Joe Biden pekan lalu mengindikasikan bahwa pemerintahannya mengetahui rahasia rencana Israel, dan menjawab “ya dan ya” kepada seorang wartawan yang bertanya apakah dia memiliki “pemahaman yang baik” tentang bagaimana dan kapan Israel akan menanggapinya.
Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump memanfaatkan kebocoran yang tampak pada Selasa, dan menggambarkannya sebagai contoh ketidakmampuan pemerintah.
“Mereka membocorkan semua informasi tentang cara Israel berperang, dan bagaimana mereka akan berperang, dan ke mana mereka akan pergi,” kata mantan presiden AS tersebut, sambil melebih-lebihkan isi sebenarnya dari materi rahasia tersebut.
"Dapatkah Anda bayangkan seseorang melakukan hal itu? Saya rasa, itulah musuhnya, dan mungkin musuh dari dalam," kata Trump - menggunakan rumusan untuk menggambarkan lawan-lawan politik yang selalu dilontarkan dalam acara-acara kampanyenya.
CNA