Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok G20 berjanji untuk memastikan distribusi yang adil dari vaksin, obat-obatan, dan tes Covid-19.
Ketua G20 saat ini, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz, menyatakan optimistis dengan kemajuan pengembangan. vaksin, alat terapeutik dan diagnostik Covid-19
Pandemi akan semakin memperdalam perpecahan global antara yang kaya dan yang miskin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUBAI - Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam kelompok G20 berjanji untuk memastikan distribusi yang adil dari vaksin, obat-obatan, dan tes Covid-19. Dalam komunike bersama mereka, kelompok 19 negara ekonomi utama plus Uni Eropa menyatakan akan mendukung negara-negara miskin yang berjuang untuk pulih dari pandemi virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami tidak akan menyisihkan upaya untuk memastikan akses mereka yang terjangkau dan setara bagi semua orang, sesuai dengan komitmen anggota untuk mendorong inovasi,” kata para pemimpin G20 dalam draf dokumen yang dilihat kantor berita Reuters, kemarin. “Kami mengakui peran imunisasi ekstensif sebagai barang publik global.”
Para pemimpin itu mengatakan ekonomi global mulai meningkat, tapi pemulihan tetap tidak merata dan ekonomi berisiko turun kembali. Pandemi Covid-19 membawa ekonomi global ke jurang resesi. Pada 2021, upaya untuk menopang pemulihan ekonomi menjadi agenda utama G20.
Ketua G20 saat ini, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz, menyatakan optimistis dengan kemajuan pengembangan vaksin dan alat terapeutik serta diagnostik Covid-19. Kendati begitu, menurut dia, G20 tetap harus menciptakan kondisi untuk akses yang terjangkau dan setara. "Kami memiliki tugas untuk secara bersama-sama menghadapi tantangan selama KTT ini dan memberikan pesan dan harapan yang kuat dengan mengadopsi kebijakan untuk mengurangi krisis ini,” ujar Raja Salman kepada para pemimpin dunia.
Presiden Cina Xi Jinping menawarkan kerja sama dalam vaksin. Xi mengatakan, Beijing akan menawarkan bantuan dan dukungan kepada negara-negara berkembang lainnya. Beijing juga menyatakan akan bekerja keras membuat vaksin menjadi barang publik yang dapat digunakan dan dibeli semua negara. Beberapa vaksin produksi perusahaan Cina, seperti Sinovac, sudah memasuki uji klinis tahap 3 dan siap diproduksi. Presiden Rusia Vladimir Putin juga menawarkan vaksin virus corona produksi negaranya, Sputnik V, ke negara-negara lain.
Uni Eropa mendesak para pemimpin G20 segera menutup kekurangan dana US$ 4,5 miliar dalam proyek global untuk vaksin, tes, dan terapi--disebut Access to Covid-19 Tools (ACT) Accelerator--dan fasilitas COVAX untuk mendistribusikan vaksin. “Kita perlu menunjukkan solidaritas global,” demikian cuitan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen lewat akun Twitter-nya. Jerman menyumbang lebih dari 500 juta euro (US$ 592,65 juta) untuk upaya itu, menurut Kanselir Angela Merkel kepada G20, dan mendesak negara lain untuk melakukan bagian mereka.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump hanya berbicara singkat kepada para pemimpin G20 sebelum pergi bermain golf. "Dia membahas perlunya bekerja sama untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany. Dia tidak menyebutkan janji Amerika untuk mendukung upaya distribusi vaksin global.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara tentang perlunya upaya menghindari dengan cara apa pun skenario adanya kekuatan, yakni hanya yang lebih kaya yang dapat melindungi diri mereka sendiri dari virus dan kembali ke kehidupan normal. Kekhawatiran itu juga dibahas para pemimpin G20 bahwa pandemi akan semakin memperdalam perpecahan global antara yang kaya dan yang miskin. Presiden Bank Dunia David Malpass mengaku senang atas kemajuan G20 karena meningkatkan transparansi dan memberikan keringanan utang kepada negara-negara miskin. Meski begitu, Malpass mengatakan masih banyak negara yang perlu mendapat keringanan utang.
REUTERS | AL JAZEERA | CHANNEL NEWS ASIA | SUKMA LOPPIES
17
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo