Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gagal di addis ababa

46 negara afrika gagal mencapai kata sepakat dalam pertemuan mereka di addis ababa untuk mencari jalan keluar bagi kekacauan di angola. as, rusia, kuba dan afrika selatan terlibat di angola.

24 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Ethiopia, 46 negara Afrika pekan silam gagal menemukan jalan keluar bagi kekacauan di Angola. Selasa dinihari pekan silam, pemimpin Organisasi Persatuan Afrika (OAU), Marsekal Idi Amin, keluar dari gedung pertemuan di Addis Ababa dengan muka yang berusaha kelihatan senyum. "Ini merupakan hari yang menyedihkan. Kami telah mengecewakan harapan rakyat Angola dan Afrika", kata Daniel Arab Moi, Wakil Presiden Kenya. Dan para pembesar Afrika itu secara resmi bubar sembari menunda soal Angola yang mendesak itu hingga ke pertemuan mereka yang berikut di Mauritania. Beberapa jam sebelum dinihari, Marsekal Idi Amin masih berusaha mengatasi kemacetan dengan sebuah usul kompromi tujuh pasal. Tapi anggota-anggota OAU yang terbagi dua dalam jumlah yang sama akhirnya toh tidak sanggup menghindari jalan buntu lewat usul Amin itu. Dan ketika mereka bubar, tercatat 22 negara yang pro MPLA yang didukung Soviet, sedang jumlah yang sama mendukung usaha penyatuan Angola lewat pengusiran pasukan-pasukan yang berada di kawasan itu. Brezhnev & Castro Lucunya, Idi Amin yang netral terhadap dua pendapat dalam organisasi yang dipimpinnya itu, beberapa hari sebelum pemungutan suara sempat pula mengutuk Uni Soviet sembari memuji peranan Amerika Serikat di Angola. "Pasukan OAU akan ke Angola untuk menyingkirkan setiap pangkalan Uni Soviet yang ada di sana", kata Amin. Dan meskipun hubungan diplomatik Kampala-Washington terputus sejak tahun 1973, Amin toh memuji Amerika Serikat. Katanya: "Saya setuju sepenuhnya dengan politik Amerika Serikat di Angola. Dengan menolak untuk memberikan bantuan kepada negara Afrika tertentu, Amerika hanya akan memaksa mereka menjadi Komunis". Dan menurut Amin selanjutnya: "Negara-negara itu tidak ingin jadi Komunis". Ingin atau tidak, nyatanya Rusia makin mempunyai banyak pijakan di Afrika. Sebagian negara Afrika sebenarnya juga tidak senang dengan keterlibatan Soviet di Angola. Tapi karena Afrika Selatan yang lebih mereka benci ternyata membantu musuh-musuh MPLA yang terdiri atas dua golongan yang anti Komunis, MPLA sajalah yang mereka bantu. Sudah tentu keadaan semacam ini amat menguntungkan Kremlin. Apalagi kalau diketahui bahwa Washington berada dalam posisi yang lebih sulit akibat tekanan keras Kongres yang mencegah keterlibatan AS di Angola. "Jangan sampai tercipta Vietnam kedua", kata seorang anggota Kongres. Usaha Presiden Ford untuk m engingatkan PM Brezhnev terhadap peredaan ketegangan, dengan lihai tapi diam-diam dijawab dari Moskow. Ahli-ahli mengirimkan pasukan Rusia ke Angola, untuk menangani senjata-senjata super moderen buatan Soviet, Moskow mendesak Kuba untuk mengirimkan pasukan. Kini tentara Fidel Castro terlibat secara tetbuka di Angola, persis seperti terlibatnya pasukan kulit putih dari Afrika Selatan di pihak yang lain. Maka kedua belah pihak dari orang-orang hitam yang saling baku bunuh itu pun sama-sama menggunakan kulit putih sebagai tenaga bantuan. Dan tak seorang tahu kapan perang itu selesai. Terutama setelah muncul laporan-laporan kwat mengenai keterlibatan Rusia dan AS serta Afrika Selatan yang ternyata lebih besar dari yang diduga semula.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus