Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Putih pada Kamis memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan udara mematikan Israel ke konsulat Iran di Suriah sebagai pembenaran untuk eskalasi regional lebih lanjut. Iran sebelumnya mengancam akan membalas serangan udara Israel ke konsulatnya di Suriah yang menewaskan tujuh orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat memberi tahu Iran bahwa mereka "tidak terlibat dalam serangan" di Damaskus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dan kami memperingatkan Iran agar tidak menggunakan serangan ini sebagai dalih untuk melakukan eskalasi lebih jauh di kawasan, atau menyerang fasilitas atau personel AS," kata Jean-Pierre kepada para wartawan.
"Saya akan sangat berhati-hati untuk tidak berbicara lebih jauh dari itu. Namun, kami sudah sangat jelas," tambahnya.
Dia menolak mengatakan apakah Iran telah menanggapi komunikasi AS tersebut.
Israel berada dalam kewaspadaan tinggi di tengah kekhawatiran kemungkinan pembalasan Iran terhadap sasaran-sasaran Israel. Ini menyusul ancaman publik dari Teheran bahwa serangan udara pada 1 April "tidak akan luput dari hukuman."
Sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting, tewas dalam serangan tersebut.
Iran menuduh Israel melakukan serangan itu dan berjanji akan membalasnya. Namun, Israel belum secara resmi mengakui bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Eskalasi tersebut terjadi ketika Israel terus melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas pada awal Oktober oleh Hamas, yang menewaskan sekitar 1.139 orang.
Lebih dari 33.100 warga Palestina telah tewas di Gaza, dan lebih dari 75.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
ANADOLU