Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Ukraina membayangi pemungutan suara dalam Pemilu Rusia akhir pekan ini. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut peningkatan serangan Ukraina adalah upaya untuk menganggu gelaran Pemilihan Presiden Rusia 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari laman Reuters sejumlah serangan dari Ukraina dan orang-orang Rusia anti Kremlin membombardir sejumlah titik di Rusia, menanggapi serangan dari kelompok pro-Kyiv tersebut mantan Presiden Dmitry Medvedev mengecam aksi yang mencoba membakar tempat pemungutan suara dan melakukan demonstrasi dengan memasukan pewarna ke dalam kotak suara sebagai “penghianat”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada pemilu kali ini, Presiden Vladimir Putin yang telah memerintah Rusia sejak pergantian abad, diprediksi kembali mengamankan masa jabatan 6 tahun berikutnya, namun gelaran pilpres tahun ini di warnai aksi sporadis.
Dalam salah satu insiden, sebuah pesawat tak berawak Ukraina menjatuhkan bom di tempat pemungutan suara di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina yang dikuasi Rusia.
Kantor berita TASS menyebut seorang pejabat pemilu lokal melaporkan tidak ada kerusakan atau cedera ketika alat peledak itu mendarat lima atau enam meter dari sebuah gedung yang menampung tempat pemungutan suara sebelum dibuka di sebuah desa di sekitar 20 kilometer sebelah timur Kota Enerhodar.
Sementara itu ketua KPU Ella Pamfilova mengatakan, dalam dua hari pertama pencoblosan, telah terjadi 20 insiden warga yang mencoba merusak lembar suara dengan menuangkan berbagai cairan ke dalam kotak suara, serta dalam delapan kasus percobaan pembakaran dan satu tembakan bom asap.
Pada hari terakhir pemungutan suara pada hari Minggu, para pendukung media oposisi Alexei Navalny menyerukan kepada masyarakat untuk hadir secara massal pada siang hari dalam protes simbolis dan menyerukan aksi “Lawan Putin Tengah Hari”.
Serangan Ukraina
Serangan Ukraina kali ini menjadi serangan yang paling signifikan setelah Rusia menginvasi negara tersebut.
Sebelumnya beberapa hari setelah invasi besar-besarn Rusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan pembentukan legium pertahanan teritorial internasional yang terdiri dari orang asing yang berperang atas nama Kyiv.
Sekelompok relawan pro-Kyiv tersebut terdiri dari orang-orang Rusia yang menentang Kremlin, dalam serangan tersebut mereka berupaya menerobos perbatasan Belgorod dan Kursk, termasuk mencoba melakukan beberapa serangan meskipun dapat digagalkan.
Seorang pejabat senior Intelijen Ukraina menyebut bahwa kelompok bersenjata yang menentang Kremlin itu telah mengubah wilayah tersebut menjadi “zona tempur aktif”
Orang-orang memberikan suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan presiden Rusia, di Vidnoye, Wilayah Moskow, Rusia 15 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Pada hari Sabtu, Kyrylo Budanov, Kepala Direktorat Intelijen Militer Ukraina mengatakan kelompok-kelompok tersebut adalah Legium Kebebasan Rusia, Batalyon Siberia dan Korps Relawan Rusia.
Dalam sebuah wawancara televisi Ukraina Kyrylo Budanov menyebut kelompok-kelompok itu bertempur dengan cukup baik dan tidak akan berhenti dalam waktu dekat, ia juga menambahkan “Kami akan mencoba membantu mereka dengan kemampuan terbaik kami,” lanjut Kyrylo sebagaimana dilansir dari Reuters.
Api berkobar dan sirine serangan udara terdengar dari kota Belgorod, Gubernur Vyacheslav Gladkov melaporkan kematian seorang wanita dalam serangan rudal dan kemudian hari satu orang cedera, setelah ia mengatakan bahwa pertahanan Rusia terkena tembakan yang menjatuhkan 15 roket medekati ibu kota daerah.
Serangan terus menyasar titik-titik vital Rusia termasuk basis industri energi negara digdaya tersebut, Dmitry Azarov, Gubernur Samara mengatakan kilang minyak Syzran terbakar menyusul serangan pesawat tak berawak, tetapi serangan terhadap kilang kedua telah digagalkan. Sementara itu, dua kilang besar lainnya dibakar mingggu ini.
Dalam pidato malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sudah jelas dalam berapa pekan terakhir bahwa Ukraina dapat menggunakan senjatanya untuk mengeksploitasi apa yang disebutnya kerentanan dalam “mesin perang Rusia”
Rusia melancarkan serangan paling mematikan dalam beberapa minggu pada hari Jumat Ketika rudalnya menghantam daerah perumahan di kota Pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina, menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai lebih dari 170 orang.
Di sisi lain kekuasaan Putin tidak terancam dalam pemilu, selama ini ia mendominasi lanskap politik Rusia. Tidak satupun dari tiga kandidat lainnya disurat suara seperti veteran Komunias Nikolai Kharitonov, nasionalis Leonid Slutsky atau Vladislav Davankov, Wakil Ketua Majelis Rendah Parlemen menjadi ancaman berarti baginya.
Melalui jumlah pemilih secara keseluruhan Putin menunjukan bahwa seluruh negara mendukungnya, dengan mencapai lebih dari 58 persen pada hari kedua Pemilu Rusia. Sementara itu di wilayah Belgorod mencapai lebih dari 76 persen. Jumlah pemilih juga tinggi di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia.
Pilihan editor: Empat Kandidat akan Bertarung di Pemilu Rusia Termasuk Putin