Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa mendukung Palestina yang bergema di kampus-kampus Amerika Serikat, menyebar ke Eropa dan Australia. Ribuan mahasiswa menyerukan puluhan universitas untuk melakukan divestasi dari Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beberapa universitas terpaksa membatalkan upacara wisuda, sementara mahasiswa tampak menduduki gedung kampus untuk melakukan protes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Salah satu yang terbaru bergabung dengan gerakan ini adalah The City University of New York (CUNY), di mana ratusan mahasiswanya mendirikan perkemahan di kampus dengan spanduk bertuliskan slogan-slogan seperti “Tidak Ada Lagi Investasi dalam Apartheid”.
Gabby Aossey, mahasiswa penyelenggara protes CUNY mengatakan bahwa mobilisasi pemuda pro-Palestina di AS sangat indah untuk dilihat. “Anak-anak muda mulai bermunculan dan menuntut sekolah bertanggung jawab atas hubungannya dengan penjajahan Israel,” kata Aossey.
Di seluruh Amerika, pimpinan universitas telah mencoba, dan sebagian besar gagal, untuk meredam demonstrasi. Polisi melakukan intervensi dengan kekerasan, dengan munculnya video dari berbagai negara bagian yang menunjukkan ratusan mahasiswa ditangkap secara paksa.
Pada Sabtu pagi, polisi antihuru-hara membersihkan sebuah perkemahan di kampus Universitas Northeastern di Boston. Beberapa lusin siswa berteriak dan mencemooh mereka dari kejauhan, namun adegan tersebut tidak bersifat konfrontatif.
Protes, yang bermunculan di seluruh dunia dalam kurun waktu hampir tujuh bulan sejak dimulainya perang di Gaza, terus menyebar ke luar Amerika. Di Berlin, para aktivis mendirikan kamp di depan parlemen untuk menuntut pemerintah Jerman berhenti mengekspor senjata ke Israel.
Di universitas Sciences Po yang terkenal di ibu kota Prancis, Paris, pengunjuk rasa pada hari Jumat memblokade gedung kampus pusat, memaksa kelas diadakan secara online.
Unjuk rasa pro-Palestina terbaru di Swedia berlangsung pada hari Sabtu. Orang-orang berbaris di jalan-jalan sambil meneriakkan bebaskan Palestina dan boikot Israel.
Ratusan orang berkumpul pada Sabtu sore di pusat kota London untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina, dan jumlah yang lebih kecil mengorganisir acara pro-Israel. Orang-orang berkumpul di sini di Lapangan Parlemen tepat di luar gedung parlemen untuk menyaksikan serangkaian protes besar di jantung kota London.
Ben Jamal, direktur Kampanye Solidaritas Palestina, penyelenggara pawai, mengatakan ia memperkirakan ratusan ribu orang akan hadir dari seluruh Inggris. “Sekali lagi, kami menyampaikan pesan ganda. Salah satunya adalah pesan solidaritas kepada rakyat Palestina. Kami melihat Anda, kami mendengar Anda, kami mendukung Anda,” katanya.
Serangan militer Israel ke Gaza telah menewaskan 34.388 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
AL JAZEERA
Pilihan editor: Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat