Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DENGAN sebuah mobil Limousine warna hitam, Selasa pekan lalu, Mikhail Gorbachev mendadak muncul di pusat keramaian Manhattan, New York tanpa pengawal. Ratusan warga kota, yang tengah jalan terburu-buru lantaran digigit dingginnya musim, mendadak berhenti serentak. Lalu berteriak sembari melambaikan tangan. "Gorby! Gorby! Gorby!" Yang disalami menjawab dengan senyum ramah. Lalu Gorbachev berjalan menuju gedung Trump Tower, yang termasuk paling mewah di seantero Amerika. Di sana dia sejenak membetulkan letak dasinya yang berwarna merah. Sang pemilik gedung, multimilyarder Donald Trump, yang pernah mengongkosi pertandingan tinju Mike Tyson lawan Michael Spink, kontan loncat dari kursinya untuk menemui presiden negara superkuat itu. Kecele, itu pasti. Ini bukan Gorbachev asli, tapi aktor yang disewa oleh Gordon Elliot, seorang produser bebas film-film TV. "99% publik menyangka dia Gorbachev asli," kata Elliot. Dan yang 1% itu adalah Eliot dan para awak filmnya. Asli atau tidak, anekdot dalam pembuatan film Gorbachev dengan judul Current Affairs itu bisa dijadikan bukti bahwa Gorbachev punya banyak penggemar di Amerika. Memang pantas bila Gorbachev makin populer. Keputusan-keputusan politiknya sering menyimpang dari stereotip pemimpin negara komunis. Kali ini, misalnya, dalam kunjungan di Amerika, untuk berkenalan dengan presiden terpilih George Bush dan mengucapkan selamat tinggal kepada Reagan, di markas PBB di New York, ia membuka hadiah Natal untuk percaturan politik dunia. Gorbachev berjanji, dalam waktu 2 tahun ia akan menarik 500 ribu prajuritnya dari seluruh daratan Eropa dan perbatasan RRC, dan mengurangi jumlah tentaranya di dalam negeri. Kini Soviet mempunyai 5,3 juta prajurit. Tak hanya itu, Gorbachev juga merencakan menarik 10 ribu tank, 8.500 meriam, dan 800 pesawat tempur dari daratan Eropa tok. Katanya, "Setelah itu kekuatan militer Soviet sekadar defensif." Dan tak kalah menariknya, ia juga mengumumkan pengundura diri Pangab Soviet Jendral Sergei Akhromeyev. Tepuk tangan gemuruh kontan meledak. Menurut Geradi Gerasimov, juru bicara kementerian luar negeri Soviet, Akhromeyev mundur dengan alasan kesehatan. Sementara kabar burung mengatakan, pengunduran diri itu berhubungan dengan konflik yang menajam antara pemerintahan sipil dan militer. Kabarnya, para jenderal tak setuju dengan rencana pengurangan pasukan Soviet di Eropa. Sambutan hangat juga terlontar dari Beijing. Menurut Kementerian Luar Negri RRC, pengurangan prajurit Soviet di perbatasan akan mempercepat penyelesaian perang dingin yang sudah berlangsung hampir 3 dekade. Sebenarnya, langkah Gorbachev ini bukan pertama kali. Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl sudah terlebih dahulu berjanji tak lagi mendukung penuh rencana NATO untuk modernisasi rudal berkepala nuklir jarak dekat. Maklum, menurut pol, 8% rakyat Jerman Barat tak menganggap Soviet sebagai ancaman. Tapi bahwa seorang pemimpin negara komunis melakukan pengurangan tentara dan persenjataan, memang sebuah kado mahal dan jarang. Gorbachev, yang mempersingkat kunjungan di Amerika gara-gara bencana gempa di Armenia (lihat Jatuhya Korban di Armenia), menurut Bush dan Reagan, "sangat hangat dan terbuka." Pantas bila multimilyuner Donald Trump sampai meloncat dari kursinya melihat Gorbachev. Praginanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo