Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Hampir 1.000 Pengungi Rohingya Ditahan di Bangladesh Sejak 2017

Sebanyak 994 pengungsi Rohingya di Bangladesh telah dipenjara sejak 2017

13 Juni 2024 | 19.54 WIB

Hampir 1.000 Pengungi Rohingya Ditahan di Bangladesh Sejak 2017
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 994 pengungsi Rohingya di Bangladesh telah dipenjara sejak 2017, kata Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan pada Rabu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Khan menyampaikan kepada Parlemen Bangladesh bahwa individu dan lembaga yang dianggap mengganggu keamanan publik di kamp-kamp pengungsi Rohingya di Distrik Cox's Bazar, ditahan berdasarkan pengawasan yang dilakukan oleh intelijen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para pengungsi Rohingya yang ditahan di penjara-penjara Bangladesh menghadapi berbagai tuduhan, termasuk di antaranya kepemilikan senjata dan tindak pembunuhan.

Sekitar 1,2 juta pengungsi Rohingya kini tinggal di Bangladesh setelah menyelamatkan diri dari tindakan keras militer Myanmar di daerah asal mereka, Negara Bagian Rakhine, pada 2017.

Sebagian besar pengungsi ditempatkan di kamp-kamp yang penuh sesak di Cox's Bazar, tetapi sejak akhir 2020, sekitar 35.000 pengungsi Rohingya telah dipindahkan ke Pulau Bhasan Char.

Di Cox's Bazar, tercatat peningkatan jumlah bentrokan dan pembunuhan karena perselisihan di antara kelompok pengungsi Rohingya.

Seorang pejabat polisi dari Cox's Bazar mengatakan kepada Anadolu bahwa seorang pemimpin utama kelompok Tentara Pembebasan Rohingya Arakan (ARSA) tewas pada Rabu dalam baku tembak antara polisi dan geng kriminal di kamp Rohingya di daerah Ukhiya.

Pemimpin ARSA yang meninggal, Abdul Monaf (26), telah menghadapi berbagai tuduhan, termasuk empat pembunuhan.

Sementara itu pada Senin, tiga warga Rohingya ditembak mati dan tiga lainnya terluka di kamp pengungsian yang sama.

Kelompok pemberontak ARSA dan Organisasi Solidaritas Rohingya (RSO) aktif di Negara Bagian Rakhine di Myanmar bagian barat. Namun di Cox's Bazar, mereka berseteru untuk membangun supremasi di kamp-kamp pengungsian.

ANTARA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus