Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari kelahiran Malala Yousafzai, 12 Juli diperingati seluruh dunia sebagai Hari Malala. Siapa dia?
Malala Yousafzai lahir pada 12 Juli 1997, di Mingora, lembah Swat, Pakistan. Ia menjadi pejuang feminisme lantaran pengaruh kondisi sosial sejak masa kecilnya. Pada 2007 lembah Swat diserang oleh Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) yang dipimpin oleh Maulana Fazlullah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TTP menerapkan aturan secara ketat, menghancurkan atau menutup sekolah perempuan, melarang perempuan berperan aktif dalam masyarakat, dan melakukan bom bunuh diri. Kondisi ini memaksa Malala dan keluarganya keluar dari wilayah tersebut, tetapi kembali ketika mulai mereda.
Menurut Britannica, pada 2008, Malala dibawa ayahnya ke klub pers lokal di Peshawar untuk memprotes penutupan sekolah, berpidato di depan publik, dan menulis blog tentang perasaannya terkait tindakan TPP.
Satu tahun kemudian, ia memulai penampilan televisi pertamanya dalam wawancara bersama Hamid Mir. Menjadi sorotan publik luas, TTP menyetujui gencatan senjata, mencabut pembatasan anak perempuan, dan mengizinkan perempuan bersekolah dengan syarat mengenakan burka. Namun, TTP kembali melakukan kekerasan yang membuat keluarga Malala terpaksa mencari perlindungan di luar Swat.
Pada awal 2009, Malala bekerja dengan reporter Adam Ellick untuk membuat film dokumenter, Class Dismissed dan A Schoolgirl's Odyssey. Semakin sering tampil di publik, identitas Malala terungkap sebagai blogger BBC. Setelah itu, ia mulai mendapat pengakuan luas atas aktivismenya. Lalu, pada 2011, ia dinominasikan oleh aktivis hak asasi manusia, Desmond Tutu untuk Penghargaan Perdamaian Anak Internasional. Ia juga dianugerahi Penghargaan Perdamaian Pemuda Nasional pertama di Pakistan.
Pada Oktober 2012, Malala ditembak oleh salah seorang dari TTP ketika pulang dari sekolah. Fazlullah dan TTP bertanggung jawab atas upaya pembunuhan terhadap Malala. Insiden ini menimbulkan protes dan perjuangan Malala diangkat ke seluruh dunia, termasuk utusan khusus PBB untuk pendidikan global, Gordon Brown. Lalu, pada Desember 2012, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari mengumumkan peluncuran dana pendidikan sebesar $10 juta (Rp161 miliar) untuk menghormati Malala.
Mengacu malala.org, pada 2013, Malala dan Ziauddin Yousafzai mendirikan Malala Fund untuk memperjuangkan hak setiap anak perempuan atas pendidikan gratis, aman, dan berkualitas selama 12 tahun. Malala Fund hadir menciptakan dunia yang lebih setara dengan memastikan semua anak perempuan bersekolah.
Malala Fund berinvestasi pada advokat dan aktivis pendidikan yang menentang kebijakan dan praktik menghalangi anak perempuan bersekolah. Saat ini, Malala Fund telah hadir di beberapa negara yang perempuannya kehilangan hak mendapatkan pendidikan menengah, yaitu Pakistan, Afghanistan, Tanzania, Ethiopia, Brazil, Turki, Nigeria, Lebanon, dan India.
Pada 2014, Malala Yousafzai menjadi orang termuda yang memenangkan Liberty Medal dari National Constitution Center di Philadelphia. Sebab, ia menjadi tokoh yang memperjuangkan kebebasan masyarakat di seluruh dunia. Ia juga dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2013, tetapi terlewatkan. Barulah, pada 2014, ia memenangkan hadiah tersebut dan menjadi peraih Nobel termuda. Setelah itu, ia berhasil lulus dari Universitas Oxford pada 2020. Saat ini, kisah perjuangannya dapat disaksikan melalui film dokumenter, He Named Me Malala (2015).
Pilihan Editor: 12 Juli Hari Malala, Ketika Dunia Mengakui Perjuangan Gadis Malala Yousafzai
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini