Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Hizbullah Bersumpah Israel Akan 'Membayar Akibat' Pembunuhan 10 Warga Sipil

Hizbullah mengatakan mereka punya hak yang sah untuk membela rakyatnya, setelah serangan Israel menewaskan 10 warga sipil Lebanon.

16 Februari 2024 | 01.00 WIB

Puing-puing terlihat di dekat bangunan yang rusak setelah apa yang menurut sumber keamanan adalah serangan Israel di Nabatieh, Lebanon selatan 15 Februari 2024. REUTERS/Aziz Taher
Perbesar
Puing-puing terlihat di dekat bangunan yang rusak setelah apa yang menurut sumber keamanan adalah serangan Israel di Nabatieh, Lebanon selatan 15 Februari 2024. REUTERS/Aziz Taher

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Hizbullah mengatakan pada Kamis, 15 Februari 2024, bahwa Israel akan "membayar akibat" atas pembunuhan 10 warga sipil termasuk lima anak-anak di Lebanon selatan, hari paling mematikan bagi warga sipil Lebanon dalam empat bulan permusuhan di perbatasan Lebanon-Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

PBB mendesak penghentian apa yang disebutnya sebagai “eskalasi berbahaya” konflik, yang terjadi bersamaan dengan perang Gaza dan memicu kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Militer Israel mengatakan mereka telah membunuh seorang komandan unit elit Radwan Hizbullah, komandannya dan seorang agen lainnya dalam “serangan udara yang tepat” di Nabatieh, tanpa menyebutkan kematian warga sipil.

Hizbullah mengatakan tiga pejuangnya telah terbunuh namun tidak mengidentifikasi siapa pun sebagai komandannya, hal yang telah mereka lakukan di masa lalu.

Tujuh warga sipil tewas di Nabatieh pada Rabu malam ketika serangan Israel yang jarang terjadi di kota selatan itu menghantam sebuah gedung bertingkat, kata sumber di Lebanon. Korban tewas berasal dari keluarga besar yang sama, termasuk tiga anak.

Serangan ini menyusul serangan sebelumnya yang menewaskan seorang wanita dan dua anak di desa al-Sawana di perbatasan, yang dimakamkan pada Kamis.

Jenazah anak-anak tersebut, yang dibungkus dengan kain kafan hijau, berukuran sangat kecil sehingga masing-masing ditempatkan di dua kursi plastik saat orang-orang datang untuk memberikan penghormatan. Ayah mereka memeluk mereka erat-erat sebelum mereka dikuburkan sementara seorang pria lain menangis di bahunya.

“Musuh akan menanggung akibatnya atas kejahatan ini,” kata politisi Hizbullah Hassan Fadlallah kepada Reuters, seraya mengatakan bahwa Hizbullah mempunyai “hak yang sah untuk membela rakyatnya”.

Sebuah sumber yang akrab dengan pemikiran Hizbullah mengatakan serangan terhadap Nabatieh menandai peningkatan eskalasi namun masih dalam “aturan keterlibatan” tidak tertulis yang dengannya sebagian besar kekerasan telah diatasi di dekat perbatasan.

Mohanad Hage Ali, dari Carnegie Middle East Center yang berbasis di Beirut, mengatakan bahwa, ketika Israel tampaknya sedang “menguji batas-batas” aturan keterlibatan tersebut, Hizbullah memberi isyarat bahwa mereka “ingin membatasi hal ini sebisa mungkin”.

Juru bicara pemerintah Israel Avi Hyman mengatakan "pesan Israel kepada Hizbullah telah dan akan selalu seperti ini: 'Jangan coba-coba dengan kami'. Seperti yang dikatakan Menteri Pertahanan Gallant pada awal perang, kami akan menyalin dan menempelkan apa yang telah kami lakukan di Gaza kepada Hamas, di Lebanon,” katanya.

Bentrok di Perbatasan

Kedua belah pihak mengatakan mereka tidak menginginkan perang habis-habisan.

Israel mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya membalas tembakan roket dari Lebanon yang menewaskan salah satu tentaranya dan melukai delapan lainnya di Safed, sekitar 15 km, dari perbatasan.

Hizbullah tidak menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.

Ketika ditanya mengenai serangan Nabatieh, juru bicara militer Israel mengatakan pihaknya sedang menunggu informasi lebih lanjut.

Israel mengatakan pihaknya telah menyerang puluhan sasaran Hizbullah di wilayah selatan pada Kamis.

Serangan di daerah perkotaan padat yang jauh dari perbatasan, seperti yang terjadi di Nabatieh pada Rabu, dianggap jarang terjadi.

Andrea Tenenti, juru bicara UNIFIL, pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, mengatakan pihaknya telah mencatat adanya "pergeseran dalam baku tembak, termasuk menargetkan wilayah yang jauh dari Garis Biru" - demarkasi antarnegara saat ini.

Hizbullah hampir setiap hari melancarkan serangan terhadap sasaran-sasaran Israel di perbatasan sejak sekutunya dari Palestina, Hamas, menyerbu Israel dari Gaza pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Hizbullah mengatakan serangan-serangannya akan berhenti hanya jika Israel menghentikan serangannya di Jalur Gaza, di mana lebih dari 28.000 orang telah terbunuh menurut otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.

Kekerasan tersebut telah menewaskan lebih dari 200 orang di Lebanon, termasuk lebih dari 170 pejuang Hizbullah, serta sekitar selusin tentara Israel dan lima warga sipil Israel, serta menyebabkan puluhan ribu orang di kedua belah pihak terpaksa mengungsi.

REUTERS

Ida Rosdalina

Ida Rosdalina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus