Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Hizbullah, yang berbasis di Lebanon dan didukung Iran, mengecam langkah normalisasi Bahrain dan Israel. Hampir sama dengan sikap beberapa negara Arab, Hizbullah menyebut keputusan normalisasi tersebut adalah pengkhianatan besar oleh Bahrain terhadap Palestina.
"Itu adalah langkah deri rezim tiran di Bahrain dan hasil dari desakan Amerika," ujar Hizbullah dalam pernyataan persnya, Sabtu, 12 September 2020.
Diberitakan sebelumnya, Israel menjadi negara Arab keempat yang melakukan normalisasi dengan Israel. Mereka menyusul langkah serupa dari Uni Emirat Arab yang lebih dulu sepakat pada bulan Agustus lalu. Dengan kesepakatan tersebut, maka Bahrain secara resmi memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Keputusan tersebut tak ayal menimbulkan kegemparan di Timur Tengah. Seperti Hizbullah, mereka menganggap Bahrain telah mengkhianati Palestina dalam upayanya memperjuangkan wilayah kedaulatan yang hendak direbut Israel. Apalagi, beberapa pekan lalu, Bahrain sudah menegaskan tidak akan melakukan normalisasi.
Penyokong Hizbullah, Iran, adalah salah satu yang mengecam langkah tersebut. Mereka menyebut normalisasi yang ada sebagai langkah memalukan dan mengancam stabilitas regional. Dan, sama seperti Hizbullah, mereka menuding Amerika sebagai dalang di balik normalisasi itu.
"Langkah memalukan Bahrain mengorbankan perjuangan Palestina selama puluhan tahun dengan memilih berada di pihak Amerika," ujar keterangan Kementerian Luar Negeri Iran.
Rencananya, Bahrain akan meresmikan normalisasi tersebut pekan depan. Penandatanganan dilakukan di Gedung Putih, Amerika bersama Uni Emirat Arab. Adapun Bahrain menyebut langkah normalisasi ini untuk menjamin keamanan di Timur Tengah.
ISTMAN MP | REUTERS
News Link: https://www.aljazeera.com/news/2020/09/sanctions-lebanese-allies-hezbollah-time-200909163935890.html
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini