Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ibu Mahasiswa Palestina yang Ditembak: Kami Mengira Mereka akan Lebih Aman di AS

Keluarga Hisham Awartani, satu dari tiga pemuda Palestina yang ditembak di Vermont, mengira anak mereka akan lebih aman di AS daripada Tepi Barat

28 November 2023 | 19.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Israel menyerang Gaza menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, keluarga Hisham Awartani memutuskan dia harus tetap di Amerika Serikat, tempat dia menjadi mahasiswa di Brown University, daripada pulang ke rumah untuk berlibur ke Ramallah, wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Suami saya tidak ingin Hisham kembali saat Natal,” kata ibu Awartani, Elizabeth Price. “Dia mengira putra kami akan lebih aman [di AS] dibandingkan di Palestina.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Suamiku sangat getir," kata Price. "Dia pikir anak kami akan aman di Burlington."

Pada Sabtu, Awartani, 20 tahun, adalah satu dari tiga mahasiswa Palestina-Amerika Serikat yang ditembak saat mengunjungi keluarga mereka di Burlington, Vermont.

Menurut Price, putranya terluka parah.

“Para dokter saat ini mengatakan kecil kemungkinannya dia bisa menggunakan kakinya lagi,” kata Price kepada NPR melalui telepon dari rumahnya di Ramallah. “Dia menghadapi kehidupan dengan disabilitas, sebuah perubahan yang berpotensi tidak dapat diubah dalam hidupnya dan apa artinya bagi masa depannya.”

Awartani sedang belajar matematika dan arkeologi di Universitas Brown. Dia lulusan Ramallah Friends School, sekolah K-12 yang dikelola Quaker di Tepi Barat.

“Saya pikir penting bagi anak-anak ini untuk terlihat sebagai manusia yang dewasa,” kata Price. “Mereka adalah yang paling cerdas dari yang paling cerdas. Mereka akan berdiskusi tentang matematika dan sejarah.”

Price mengatakan dia dan suaminya, Ali Awartani, kini berjuang untuk bisa mengunjungi anak mereka dari Ramallah ke Vermont.

Karena perang dan meningkatnya pembatasan keamanan yang diberlakukan oleh pejabat Israel terhadap warga Palestina, pasangan tersebut berencana untuk menyeberang melalui darat ke Yordania dan kemudian terbang ke AS. Putri mereka akan tetap tinggal di Tepi Barat.

Dua mahasiswa Palestina lainnya yang terluka dalam penembakan pada Sabtu adalah Kinnan Abdalhamid, mahasiswa di Haverford College, dan Tahseen Ali Ahmed, mahasiswa di Trinity College di Hartford, Connecticut.

“Mereka adalah anak laki-laki yang tumbuh di rumah saya. Saya menganggap ketiganya adalah anak-anak saya,” kata Price. "Saya sangat senang bisa melihat dan merawat mereka."

Pihak berwenang belum menentukan apakah penembakan itu merupakan kejahatan kebencian, namun dalam sebuah pernyataan pada akhir pekan, Kepala Polisi Burlington Jon Murad mengatakan: "Pada saat yang genting ini, tidak ada seorang pun yang dapat melihat kejadian ini dan tidak menduga bahwa itu mungkin merupakan sebuah kejahatan yang dimotivasi oleh kebencian."

Murad mengatakan dua dari tiga pria tersebut mengenakan syal keffiyeh Palestina berwarna hitam-putih ketika mereka ditembak.

Jason J. Eaton, 48, tersangka yang ditangkap dalam penembakan tiga mahasiswa keturunan Palestina, berpose untuk foto pemesanan polisi di Burlington, Vermont, AS 27 November 2023.Burlington Police Department/Handout via REUTERS

Polisi menangkap Jason J. Eaton, 48 tahun, atas penembakan pada Minggu sore. Saat hadir di pengadilan pada hari Senin, dia mengaku tidak bersalah atas tiga dakwaan percobaan pembunuhan tingkat dua.

Price, seorang warga negara AS yang memiliki keluarga di Vermont, mencatat bahwa penembakan itu terjadi setelah berminggu-minggu terjadi kekerasan di Israel, Gaza, dan Tepi Barat.

“Enam minggu terakhir merupakan masa penderitaan yang luar biasa,” katanya. “Kami berduka atas besarnya kehilangan dan penderitaan rakyat Palestina.”

Serangan pada 7 Oktober oleh militan pimpinan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pihak berwenang Israel.

Dalam beberapa minggu sejak itu, serangan militer Israel di Gaza, yang bertujuan untuk melenyapkan Hamas, telah menewaskan lebih dari 15.000 warga Palestina di Gaza, menurut kementerian kesehatan Palestina.

Lebih dari 200 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat sejak 7 Oktober, menurut Associated Press.

NPR | REUTERS

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus